Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memperingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Pasalnya positivity rate corona di tanah air sudah mencapai 18,1 persen, meningkat dari pekan lalu yang berada pada tingkat 13,81 persen.
“Angka ini sangat tinggi, bahkan sangat tinggi dari standar yang ditentukan WHO yaitu di bawah lima persen. Tingginya positivity rate menunjukkan bahwa masih tingginya penularan yang terjadi di masyarakat. Hal ini sangat berbahaya. Positivity rate yang tinggi hanya dapat ditekan melalui kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan,” ungkap Wiku dalam telekonferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (15/12).
Peningkatan positivity rate ini, ujar Wiku juga dikarenakan turunnya tren kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan khususnya di wilayah Jabodetabek.
Perkembangan Covid-19 di 13 Provinsi Prioritas
Lebih lanjut, Wiku menjelaskan bahwa dari 13 provinsi prioritas penanganan pandemi sebanyak tujuh provinsi dilaporkan mengalami kenaikan kasus positif sedangkan enam provinsi lainnya mengalami penurunan.
Kenaikan kasus tertinggi pada minggu ini terjadi di Jawa Tengah (88,8 persen), Sulawesi Selatan (60,6 persen) dan Jawa Timur (39,1 persen). Sementara itu, tiga provinsi dengan penurunan kasus corona terbesar pada minggu ini terjadi di Papua (80,7 persen), Aceh (27,7 persen), dan Bali (27,6 persen).
Untuk kasus kematian, jelasnya, terdapat delapan provinsi yang mengalami kenaikan kematian tertinggi, sedangkan lima provinsi lainnya mengalami penurunan.
“Sulawesi Selatan menjadi provinsi yang mengalami kenaikan kematian mingguan tertinggi yaitu 133,3 persen, dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Disusul dengan Kalimantan Timur (naik 94.1 persen), dan Jawa Tengah (naik 55 persen),” tuturnya.
Provinsi Papua merupakan provinsi yang mengalami penurunan kematian tertinggi, yakni 66,7 persen, kemudian disusul oleh Sumatera Barat yang turun sebesar 53,6 persen.
“Jika dilihat pada tren kasus kesembuhan, sangat disayangkan terdapat enam provinsi yang mengalami tren penurunan kesembuhan dari minggu ke minggu. Enam provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Bali,” jelasnya.
Mayoritas Kabupaten/Kota di Indonesia Masuk Zona Oranye
Pergerakan peta zonasi risiko Covid-19 tidak cukup menggembirakan. Dilaporkan oleh Wiku, jumlah kabupaten/kota yang masuk ke dalam zona merah atau risiko tinggi meningkat menjadi 64 dari 47 kabupaten/kota pada pekan lalu.
Jumlah kabupaten/kota yang masuk ke dalam zona risiko sedang atau oranye meningkat dari 371 menjadi 380. Sementara itu, jumlah kota/kabupaten yang masuk ke dalam zona risiko rendah mengalami penurunan yang signifikan, dari 84 menjadi 59.
Untuk kabupaten/kota yang tidak ada kasus baru jumlahnya meningkat tipis dari enam kabupaten/kota menjadi tujuh kabupaten/kota. Sedangkan untuk zona yang tidak terdampak mengalami penurunan dari enam kabupaten/kota menjadi empat kabupaten/kota pada minggu ini.
Your browser doesn’t support HTML5
“Berdasarkan pemetaan ini terlihat bahwa mayoritas kabupaten/kota di Indonesia berada di zona risiko sedang. Ini tentunya harus disikapi secara serius, ingat zona risiko sedang bukan zona aman. Sedikit lengah, maka dapat berpindah ke zona risiko tinggi,” jelasnya.
Jumlah Testing Turun
Jumlah kapasitas testing PCR yang sempat mendekati standar WHO kembali menurun pada pekan ini menjadi 81,9 persen. Wiku menyebut salah faktor yang mempengaruhi turunnya jumlah testing PCR tersebut adalah adanya pelaksanaan pilkada serentak pada 9 Desember lalu.
Ia pun meminta kepada seluruh pimpinan daerah untuk segera mengevaluasi penurunan jumlah testing ini. Laporan berbagai kendala dalam melakukan testing kepada satgas Covid-19 di pusat sehingga deteksi dini kasus positif di masyarakat bisa dilakukan dengan baik.
“Penurunan jumlah testing yang cukup drastis ini, seharusnya dapat menjadi pelajaran pimpinan daerah dalam upaya penanganan Covid-19. Jangan sampai hal serupa terjadi kembali. Lakukan upaya tiga T (testing, tracing, treatment) secara konsisten sehingga deteksi dini dan penanganan terhadap pasien Covid-19 dapat berjalan dengan baik,” jelasnya.
Pemerintah Siapkan Kebijakan Pelancong Antar Kota di Masa Pandemi
Untuk dapat menekan laju penyebaran Covid-19, pemerintah ujar Wiku saat ini sedang menggodok kebijakan terkait dengan pelaku perjalanan antar kota, yakni meliputi berbagai persyaratan sampai dengan mekanisme perjalanan.
BACA JUGA: Evaluasi Awal Uji Klinis Vaksin Covid-19 Tahap ke-3 Keluar Akhir Januari 2021Hal ini dilakukan karena selalu ada tren kenaikan kasus setelah adanya liburan panjang.
“Saya mengimbau kepada masyarakat, jika perjalanan yang akan dilakukan tidak mendesak diharapkan untuk tidak melakukan perjalanan. Perjalanan memang tidak selalu berbahaya, namun orang yang berasal dari daerah dengan risiko transmisi tinggi berpotensi membawa penyakit ke daerah yang mereka tuju,” pungkasnya. [gi/ab]