Lalu lintas penerbangan dunia pada 2022 naik hingga lebih dari separuh tingkat penerbangan pra-pandemi, menurut data yang dirilis Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) hari Senin (6/2).
Sejak awal pandemi, maskapai mengalami penurunan tajam jumlah penerbangan pada tahun 2020 dan 2021 sehingga mengalami kerugian hingga puluhan miliar dolar. Keuntungan perusahaan mulai kembali meningkat pada 2022 seiring kembalinya lalu lintas penerbangan.
Lalu lintas penerbangan dunia tahun 2022 tumbuh hingga 68,5 persen dibandingkan masa pra-pandemi tahun 2019, dan naik 64,4 persen dibandingkan tahun 2021.
Pada 2022, lalu lintas penerbangan internasional naik 152,7 persen dibandingkan 2021, dan 62,2 persen dibandingkan 2019. Sementara untuk penerbangan domestik, jumlah penerbangannya naik 10,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan naik 79,6 persen dibandingkan tingkat pra-pandemi.
BACA JUGA: Boeing Mengaku Tak Bersalah Menyesatkan RegulatorBelum lama ini, pada 8 Januari, China membuka kembali perbatasannya setelah tiga tahun menutup diri. Para pengamat menekankan bahwa pemulihan sepenuhnya ke tingkat pra-pandemi bergantung pada seberapa cepat perjalanan dari dan menuju China kembali beroperasi.
Willie Walsh, direktur jenderal IATA, optimistis lalu lintas penerbangan akan terus meningkat pada 2023.
“Industri penerbangan meninggalkan tahun 2022 dalam kondisi yang jauh lebih kuat dibanding ketika memasukinya, karena sebagian besar pemerintahan di dunia telah mencabut pembatasan perjalanan terkait COVID-19 pada tahun itu. Orang-orang pun memanfaatkan kebebasan yang kembali mereka dapatkan untuk bepergian. Momentum ini diperkirakan berlanjut di tahun yang baru, terlepas dari reaksi berlebihan beberapa negara terhadap pembukaan perbatasan China,” ujarnya.
“Penting bagi negara-negara untuk mengambil pelajaran bahwa pembatasan perjalanan dan penutupan perbatasan tidak cukup berdampak dalam meredam penyebaran penyakit menular di dunia kita yang saling terhubung.” [rd/jm]