Para pendukung supremasi kulit putih Amerika Serikat meningkatkan upayanya dengan tajam untuk menyebarkan propaganda pada tahun lalu, mulai dari menyebarkan selebaran antisemitisme hingga spanduk berbau rasis, demikian menurut laporan baru dari Liga Anti Pencemaran Nama Baik atau Anti-Defamation League (ADL).
Insiden propaganda supremasi kulit putih mencapai rekor tertinggi sebanyak 6.751 kasus pada tahun lalu, kata ADL dalam penilaian tahunan aktivitas propagandanya. Angka itu naik sebesar 38 persen dari laporan sebelumnya di mana sebanyak 4.876 kasus tercatat pada 2021.
Kegiatan propaganda meliputi distribusi massal selebaran, stiker, spanduk, dan poster rasis, antisemitisme dan anti-LGBTQ+; pembuatan grafiti; dan proyeksi laser pada bangunan dan stadion, kata ADL.
Seperti pada tahun 2021, propaganda supremasi kulit putih dilaporkan terjadi di setiap negara bagian AS kecuali Hawaii, dengan Texas, Massachusetts, Virginia, Michigan, Pennsylvania, California, Utah, Florida, Connecticut, dan negara bagian Georgia paling banyak mengalami insiden itu, lanjut laporan tersebut.
Selain berfungsi sebagai alat perekrut, propaganda itu memungkinkan kelompok ekstremis menyebarkan pandangan mereka mengenai dunia ke khalayak yang lebih luas dan melecehkan korban.
"Tidak diragukan lagi bahwa supremasi kulit putih dan anti-Yahudi mencoba meneror dan melecehkan warga Amerika Serikat dan secara signifikan telah meningkatkan penggunaan propagandanya sebagai taktik untuk membuat kehadiran mereka dikenal di komunitas nasional," kata Jonathan Greenblatt, CEO Anti-Defamation League, dalam sebuah pernyataan. [my/rs]