Laporan Baru: Covid-19, Pukulan Besar bagi Upaya Atasi Kemiskinan Global

Petugas kesehatan tiba di sebuah kawasan kumuh di Mumbai, India, untuk melakukan pencarian warga dengan gejala Covid-19, 10 Juli 2020. (Foto: dok)

Sebuah laporan baru menyatakan pandemi Covid-19 telah memperlambat kemajuan dalam pengentasan kemiskinan global dan kemajuan dalam kesehatan global.

Laporan tahunan "Goalkeepers Report" dari Bill and Melinda Gates Foundation, lembaga amal yang didirikan miliuner Microsoft dan istrinya, mendapati bahwa hampir 37 juta orang terdesak memasuki kemiskinan ekstrem sejak merebaknya pandemi, dengan laju peningkatan hingga 7 persen dalam beberapa bulan saja.

Laporan tahunan "Goalkeepers Report" dari Bill and Melinda Gates Foundation: Hampir 37 juta orang terdesak memasuki kemiskinan ekstrem sejak merebaknya pandemi. (FOto: ilustrasi).

Sementara itu, persentase anak-anak yang menerima imunisasi rutin untuk beberapa penyakit seperti campak dan difteri telah turun dari rekor tertingginya, lebih dari 80 persen tahun lalu, menjadi 70 persen tahun 2020, level yang belum pernah dilihat sejak 1990-an.

Bill Gates, 14 Maret 2020. (Foto: dok).

“Kita telah mengalami kemunduran sekitar 25 tahun dalam 25 pekan saja,” sebut laporan yang melacak kemajuan mengenai Sasaran-Sasaran Pembangunan Berkelanjutan PBB.

Bill Gates mengakui kemunduran itu disebabkan oleh Covid-19 dalam wawancara dengan the New York Times, tetapi ia menyatakan optimisme bahwa dunia akan pulih “dalam dua atau tiga tahun,” sewaktu aliran uang dari pariwisata, kiriman uang dari kerabat yang bekerja di luar negeri, dan pinjaman Bank Dunia mengalir kembali segera setelah vaksinasi menjangkau seluruh dunia, yang ia perkirakan terjadi pada tahun 2022.

Sementara total kasus Covid-19 semakin mendekati angka 30 juta, termasuk lebih dari 928 ribu kematian, beberapa negara yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 memberlakukan kembali PSBB yang ketat terhadap warga mereka.

PM Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, 13 Agustus 2020. (Foto: dok).

PM Israel Benjamin Netanyahu, Minggu (13/9) mengumumkan bahwa PSBB nasional selama tiga pekan akan mulai berlangsung Jumat pekan ini, menjelang Tahun Baru Yahudi. Berdasarkan perintah itu, semua sekolah, restoran, pusat-pusat perbelanjaan dan hotel akan ditutup.

Rakyat Israel harus tinggal dalam radius 500 meter dari rumah mereka dan membatasi pertemuan umum hanya untuk 10 orang di dalam ruangan dan 20 orang di luar ruangan.

“Saya tahu langkah-langkah ini merugikan kita semua. Ini bukan hari libur yang biasa kita kenal,” kata Netanyahu dalam pidatonya di televisi.

Israel memberlakukan PSBB ketat pada bulan Maret dan April, pada awal pandemi, yang membuat jumlah kasus baru harian berkurang menjadi puluhan. Tetapi angka tersebut naik kembali sewaktu Israel secara perlahan membuka kembali aktivitas, dengan para pejabat kesehatan melaporkan lebih dari 4.000 kasus baru pekan lalu – suatu situasi yang disebut Netanyahu “berbahaya.”

BACA JUGA: Lonjakan Kasus Covid-19, Perancis Tak akan Berlakukan Lockdown

Sementara itu, pihak berwenang di kota Bordeaux dan Marseille di Perancis mengumumkan langkah-langkah baru yang ketat untuk membatasi pertemuan umum sementara mereka menghadapi lonjakan kasus virus corona. Dua kota itu membatasi maksimal 10 orang dalam pertemuan di tempat umum, sambil memberlakukan restriksi konsumsi alkohol di tempat umum. [uh/ab]