Ukraina, yang mulai kehabisan amunisi dan pasokan penting lainnya, menunggu bantuan baru dari AS. Bantuan hampir $60 miliar yang disetujui Senat AS tidak akan disertakan dalam pemungutan suara di DPR, kata ketua DPR Mike Johnson. Para senator pada Senin (11/3) mengatakan bahwa kegagalan untuk memberikan bantuan akan menjadi kesalahan serius.
“Kekhawatiran saya adalah keputusan DPR sejauh ini, yang tidak menyetujui legislasi yang akan mendukung Ukraina dalam perang melawan agresi Putin, merupakan salah satu keputusan paling picik mengenai masalah keamanan nasional yang dapat saya bayangkan," kata Senator Mark Warner, Ketua Komite Intelijen Senat.
Komunitas intelijen AS pada Senin mengatakan dalam penilaian tahunan mengenai ancaman global bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menganggap dukungan Barat bagi Ukraina akan goyah.
“Kita berada di persimpangan jalan yang sangat penting bagi Ukraina, bagi keamanan Eropa dan bagi kepentingan jangka panjang Amerika di seluruh dunia. Saya pikir nantinya, dengan bantuan tambahan yang disetujui Kongres, terdapat kemungkinan nyata untuk mengukuhkan keberhasilan strategis bagi Ukraina dan kekalahan strategis bagi Vladimir Putin," kata Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) William Burns.
RUU bantuan luar negeri itu juga mencakup miliaran dolar dana untuk negara-negara Indo-Pasifik dalam menghadapi agresi China. Direktur Intelijen Nasional Avril Haines mengatakan kepada para anggota parlemen pada Senin bahwa agresi diperkirakan akan meningkat pada tahun mendatang.
“Beijing akan terus menggunakan kekuatan militernya untuk mengintimidasi negara-negara tetangganya dan akan mengambil tindakan di kawasan sesuai dengan prioritas PRC [Republik Rakyat China]. Kami perkirakan PRC akan menyediakan platform yang lebih canggih, menerapkan teknologi baru dan berkembang semakin kompeten dalam berbagai operasi gabungan dengan fokus terutama pada Taiwan," ujar Haines.
BACA JUGA: Presiden Ukraina Minta Dukungan Senjata Dalam Pertemuan di AlbaniaNamun, para anggota fraksi Republik di DPR mengatakan mereka tidak akan mempertimbangkan RUU bantuan luar negeri sebelum ada perubahan pada UU imigrasi AS yang membuat perbatasan AS-Meksiko lebih aman.
“Kita mengambil uang pajak yang kita peroleh dengan susah payah dan mengirimkannya hingga 8.000 kilometer jauhnya tanpa ada hasilnya. Sementara itu, perbatasan kita terbuka lebar dan warga Amerika dibunuh di jalan-jalan kita. Ini masalah," kata anggota DPR dari fraksi Republik, Scott Perry.
Para anggota fraksi Demokrat dan beberapa dari fraksi Republik di DPR AS sedang menjajaki berbagai opsi untuk memaksakan pemungutan suara mengenai RUU bantuan luar negeri, yang juga mencakup hampir $14 miliar bantuan untuk Israel dan bantuan kemanusiaan untuk Gaza. [uh/ab]