Seberapa besar antusiasme yang tersisa terhadap saham Nvidia? Siapa pun yang memiliki reksa dana indeks S&P 500 berharap bisa mendapatkan jawaban atas pertanyaan penting itu minggu depan.
Nvidia telah memanfaatkan obsesi Wall Street terhadap kecerdasan buatan (AI) untuk menjadi salah satu perusahaan paling bernilai di pasar saham, dengan nilai total mencapai $3 triliun. Uang fiat turut mendorong peningkatan ini, dan perusahaan teknologi terus melahap chip Nvidia untuk melatih model AI mereka.
Saat Nvidia melaporkan hasil kuartalan terbarunya pada Rabu (21/8), para analis memperkirakan pendapatan perusahaan itu akan melonjak menjadi $28,65 miliar pada musim semi, naik 112 persen dari tahun sebelumnya. Angka tersebut akan melampaui pertumbuhan pendapatan mereka sebesar lima persen, yang kemungkinan besar akan dicapai oleh perusahaan-perusahaan S&P 500 secara keseluruhan pada kuartal ini, menurut FactSet.
Masalahnya, menurut para kritikus, pertumbuhan yang luar biasa itu telah memicu euforia yang terlalu tinggi di antara para investor. Selama enam bulan pertama tahun ini, saham Nvidia melonjak hampir 150%. Pada saat itu, sahamnya diperdagangkan dengan harga lebih dari 100 kali lipat pendapatan perusahaan selama 12 bulan sebelumnya. Itu jauh lebih mahal daripada harga saham Nvidia secara historis dan S&P 500 secara umum.
Dengan besarnya nilai Nvidia, hasil yang luar biasa ini berarti perusahaan chip ini menyumbang hampir 30 persen dari total keuntungan S&P 500 selama enam bulan pertama tahun ini.
Nilai NVDIA yang begitu besar menampakkan sisi negatifnya pada musim panas ini, ketika saham Nvidia anjlok 27 persen dari puncaknya pada akhir Juni hingga awal Agustus. Wall Street khawatir bahwa saham Nvidia dan saham-saham Big Tech lainnya menjadi terlalu mahal dalam kenaikan yang mengingatkan kita pada booming teknologi tahun 1990-an, bahkan dengan catatan bahwa mereka menghasilkan lebih banyak laba daripada perusahaan dot-com mana pun di akhir abad ke-20.
Penurunan saham Nvidia turut menyeret S&P 500 turun hampir 10 persen dari level tertingginya sepanjang masa pada bulan lalu. Pada beberapa hari selanjutnya, S&P 500 turun meskipun mayoritas saham di Wall Street naik. Penurunan saham Nvidia dan saham-saham Big Tech berpengaruh lainnya pada hari-hari itu, mengalahkan yang lainnya.
Penurunan ini meredam “sejumlah kelebihan” setelah para trader beramai-ramai bertaruh untuk Nvidia dan beberapa saham Big Tech lainnya, menurut Lisa Shalett, kepala investasi di Morgan Stanley Wealth Management.
Laporan pendapatan Nvidia minggu depan dapat menunjukkan berapa banyak kelebihan yang tersisa. Kinerja yang baik dari Nvidia tidak menjamin keuntungan yang lebih besar untuk sahamnya, seperti yang terjadi pada perusahaan induk Google di awal musim pelaporan ini.
Saham Alphabet, perusahaan yang menaungi Google, merosot meskipun menghasilkan laba dan pendapatan yang melampaui perkiraan analis, sebuah sinyal yang menunjukkan betapa sulitnya bagi sahamnya untuk naik lebih jauh lagi.
Itulah sebabnya, bahkan ketika sorotan pasar tertuju pada pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang sangat dinanti-nantikan terkait suku bunga pada hari Jumat ini, fokusnya justru tertuju pada laporan Nvidia yang akan datang, menurut para ahli strategi Bank of America yang dipimpin Ohsung Kwon. [br/lt]