Laporan: Militer Meksiko Mengetahui Serangan terhadap 43 Mahasiswa pada 2014

Sejumlah orang memegang foto dari 43 mahasiswa dari Ayotzinapa Teacher Training College Raul Isidro Burgos yang hilang diculik, dalam aksi demonstrasi di Tixtla, di pinggiran Kota Chilpancingo, Meksiko, pada 7 Desember 2014. (Foto: Reuters/Jorge Dan Lopez)

Dalam laporan investigasi khusus yang dirilis pada Senin (28/3), pihak Militer Meksiko disebut telah mengetahui bahwa 43 mahasiswa calon guru yang hilang pada tahun 2014 diculik oleh penjahat, dan kemudian menyembunyikan bukti yang bisa membantu menemukan para korban.

Bukti yang diperoleh oleh Kelompok Pakar Independen Interdisipliner (GIEI), sebuah panel independen yang ditugaskan untuk menyelidiki kasus terkenal itu, mengungkapkan bahwa pejabat angkatan laut dan tentara Meksiko merahasiakan fakta bawa mahasiswa dari Sekolah Keguruan Pedesaan Ayotzinapa, berada di bawah pengawasan negara setiap detik menjelang dan selama penculikan mereka.

"Otoritas keamanan ketika itu melakukan dua proses intelijen, satu untuk mengawasi tindakan kejahatan terorganisir di daerah itu dan yang lainnya untuk melacak para mahasiswa," kata para penyelidik dalam laporan tersebut, yang didasarkan pada dokumen yang tidak dirahasiakan.

BACA JUGA: Pengaman Masyarakat Swakarsa Berkumpul di Meksiko, Janji Bantu Polisi dan Lindungi Petani

Para mahasiswa itu diawasi karena kampus mereka memiliki ikatan kuat dengan gerakan sosial sayap kiri di Meksiko, yang dipandang sebagai sarang pemberontakan, kata GIEI.

Baik tentara maupun angkatan laut belum menanggapi permintaan komentar.

Penculikan para mahasiswa pada malam 26 September 2014, di kota barat daya Iguala memicu protes nasional dan internasional dan tetap menjadi salah satu insiden paling terkenal dalam sejarah pergulatan Meksiko dengan geng narkoba.

Dokumen resmi yang diperiksa oleh GIEI termasuk transkrip percakapan antara tentara dan atasan mereka yang merinci kedatangan para mahasiswa di Iguala.

Dari Iguala, para mahasiswa itu telah berencana untuk melakukan perjalanan ke Mexico City untuk menghadiri demonstrasi tetapi malah diculik oleh polisi setempat yang korup dan diserahkan kepada geng lokal.

Para mahasiswa kemudian dibantai dan tubuh mereka dibakar, demikian menurut pemerintah sebelumnya. GIEI kemudian menemukan celah dalam versi peristiwa itu, dan pemerintah saat ini memerintahkan kasus itu dibuka kembali.

Sejauh ini, hanya dua sisa-sisa jenazah mahasiswa yang hilang yang secara pasti dikenali. Laporan itu tidak menyimpulkan apa yang terjadi pada mahasiswa lainnya.

BACA JUGA: Demonstran Meksiko Minta Jawaban Soal Mahasiswa yang Hilang

Militer Meksiko telah lama membantah memiliki informasi tentang kejahatan dan keberadaan mahasiswa tersebut.

Menurut laporan itu, penyadapan komunikasi oleh militer sedianya bisa digunakan untuk menemukan para mahasiswa setelah mereka diculik.

Namun militer membantah adanya penyadapan semacam itu dan mengatakan tidak menyerahkan para mahasiswa itu ke pada geng setempat. [my/jm]