Hampir 193 juta orang di seluruh dunia tidak memiliki cukup makanan setiap hari, menurut sebuah laporan baru PBB.
Laporan yang diproduksi oleh Jaringan Global Melawan Krisis Pangan (GNFC) itu menyebutkan perubahan iklim, perang, dan pandemi COVID-19 sebagai penyebabnya.
GNFC merupakan aliansi dari dua lembaga PBB -- Program Pangan Dunia (WFP), Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) -- dan Uni Eropa.
Laporan GNFC juga mengatakan, bahwa jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan telah meningkat sebanyak 40 juta dalam satu tahun terakhir.
Kerawanan pangan memburuk di sedikitnya 53 negara, terutama di negara-negara seperti Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Nigeria, Sudan Selatan, Suriah dan Yaman yang sedang mengalami konflik berkepanjangan.
BACA JUGA: Perang Ukraina: Warga Mariupol Kelaparan dan Krisis KemanusiaanInvasi Rusia ke Ukraina juga menempatkan negara-negara Afrika dalam bahaya, karena mereka sangat bergantung pada kedua negara itu dalam pasokan gandum.
FAO memperkirakan Somalia dapat terkena dampak parah pada tahun 2022. Kekeringan yang berkepanjangan, kekerasan yang terus-menerus dan kenaikan harga pangan. menempatkan sekitar enam juta jiwa penduduk negara itu dalam risiko kerawanan pangan akut. [ab/uh]