Laporan: Skala dan Cakupan Kerja Paksa di Xinjiang Meningkat

Para perempuan Muslim mengikuti "pelatihan kerja" di pusat pelatihan dan pendidikan di kota Hotan, Xinjiang, China (foto: dok).

Laporan baru tentang kerja paksa etnis Uyghur di China menunjukkan negara itu mungkin meningkatkan kampanye kerja paksa yang menarget kelompok etnis mayoritas Muslim di Xinjiang, memperluas program yang selama ini dikutuk secara luas dan telah lama dibantah oleh Beijing.

“Meskipun jumlah bukti nyata yang tersedia untuk umum menurun, perkembangan baru itu meningkatkan skala dan cakupan kerja paksa, memperluasnya ke sektor dengan keterampilan lebih tinggi,” kata laporan yang diunggah pekan ini di situs Jamestown Foundation yang berbasis di Washington.

Laporan itu memperingatkan bahwa “sektor-sektor yang membutuhkan tingkat keterampilan yang lebih tinggi, pada masa depan juga akan semakin berisiko kerja paksa.”

BACA JUGA: AS Segera Blokir Impor Produk dari Xinjiang, terkait Tuduhan Genosida Minoritas Uyghur

Bagi orang Uyghur yang pada masa lalu dipaksa masuk ke penempatan kerja, rencana lima tahun China yang dimulai 2021 kini mencegah orang Uyghur keluar dari pekerjaan mereka melalui kebijakan dan pengawasan “pengangguran dan pencegahan kemiskinan”, demikian menurut laporan itu.

Sejak tahun lalu, ratusan ribu pejabat China di Xinjiang telah memantau pekerjaan dan pendapatan orang Uyghur di pedesaan, kata laporan itu. Rencana lima tahun saat ini dibuat setelah lima tahun sebelumnya yang dilihat Tiongkok sebagai keberhasilan dalam "upaya mobilisasi penempatan tenaga kerja" di Xinjiang dari 2016-2020, menurut laporan Jamestown Foundation.

Rencana Tiongkok untuk 2021-2025 difokuskan pada konsolidasi dan melanjutkan kampanye kerja paksa di wilayah itu.[ka/em]