Harga saham Amazon anjlok 11% pada hari Jumat (29/4) setelah perusahaan eceran online itu membukukan kerugian kuartal pertama dalam tujuh tahun.
Amazon kehilangan 3,84 miliar dolar dalam kuartal pertama tahun ini setelah mencatat laba 8,11 miliar dolar pada periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan pendapatan kuartal pertama ini adalah yang paling lambat bagi perusahaan itu, yang hanya tumbuh 7,3%. Perusahaan itu menilai hal ini disebabkan oleh penanaman investasi pada sejumlah gudang dan rekrutmen lebih banyak staf. Ketidakpastian belanja konsumen akibat inflasi dan masalah rantai pasokan akibat perang di Ukraina juga ikut memperlambat pertumbuhan Amazon pada kuartal pertama.
BACA JUGA: Oxfam: 10 Pria Terkaya di Dunia Semakin Kaya Selama PandemiAnalis perusahaan jasa keuangan yang berkantor di Inggris, Hargreaves Landsdown, Sophie Lund-Yates mengatakan “inflasi yang memukul seluruh rumah tangga di dunia telah membuat orang-orang menangguhkan pembelian spontan lewat Amazon.”
Pukulan besar lainnya datang dari penanaman investasi di pabrik pembuat mobil listrik Rivian, yang saham anjlok 70% tahun ini.
Amazon Web Services masih menjadi landasan yang kuat bagi perusahaan ini seiring melonjaknya pendapatan lewat cloud computing service hingga 36,6%.
Nilai saham Amazon telah anjlok 23,2% tahun ini. [em/pp]