Indonesia dan Rusia memulai latihan angkatan laut gabungan yang pertama antara kedua negara. Latihan itu dimulai pada Senin (4/11) di Laut Jawa.
Latma Orruda 2024, yang merupakan nama dari latihan bilateral tersebut, bertujuan untuk mendukung agenda kebijakan luar negeri Indonesia yang memprioritaskan nonblok atau ketidakberpihakan dalam menghadapi konflik antara negara-negara berpengaruh di dunia.
Latihan itu terbagi menjadi dua tahap dan akan berlangsung selama lima hari di dekat Surabaya.
Dalam “tahap pelabuhan” pada awalnya, Indonesia dan Rusia berfokus pada peningkatan interoperabilitas angkatan laut melalui kunjungan ke kapal dan permainan simulasi, menurut siaran pers dari Angkatan Laut Indonesia.
Rusia mengirimkan tiga kapal perang kelas korvet, sebuah kapal tanker medium, satu unit helikopter dan sebuah kapal tunda ke Indonesia.
Indonesia berpartisipasi dalam latihan militer pada tahun 2021 dengan Rusia sebagai anggota blok ASEAN. Tetapi latihan kali ini menandai pertama kalinya kedua negara terlibat secara independen.
BACA JUGA: Analis: Latihan Militer Bersama Rusia Tunjukkan Perubahan Kebijakan Luar Negeri IndonesiaLatihan bilateral tersebut berlangsung di saat presiden yang baru, Prabowo Subianto, berupaya meningkatkan komitmen pemerintah untuk tidak berpihak dalam urusan luar negeri, dengan berupaya menjalin hubungan dengan semua negara, terlepas dari perbedaan ideologi.
Prabowo, yang merupakan mantan menteri pertahanan, mengunjungi Rusia pada Juli lalu. Ketika itu ia mengemukakan harapan untuk memperdalam hubungan bilateral dan meningkatkan kolaborasi pertahanan, seraya menyampaikan undangan untuk mengunjungi pameran pertahanan Indonesia bulan ini.
“Kami menganggap Rusia sebagai sahabat yang luar biasa, dan saya ingin terus mempertahankan dan meningkatkan hubungan ini,” kata Prabowo kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Duta besar Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov, pada Senin mengatakan bahwa latihan itu tidak ditujukan pada negara mana pun dan dapat “menjamin keamanan dan stabilitas di kawasan,” lapor kantor berita Reuters.
Di luar Rusia, pemerintah juga ingin memperdalam kerja sama pertahanan dengan negara-negara lain, termasuk AS dan China. Pada Agustus lalu, sebelum berpartisipasi dalam latihan multinasional pimpinan AS, Super Garuda Shield, Indonesia dan China sepakat untuk memulai kembali latihan militer gabungan setelah penangguhan selama sembilan tahun. [uh/lt]