Para ilmuwan telah menemukan lautan luas di bawah permukaan es di bulan kecil Saturnus, Enceladus.
CAPE CANAVERAL —
Peneliti Italia dan Amerika menemukan lautan tersebut menggunakan Cassini, pesawat luar angkasa NASA-Eropa yang masih mengarungi Saturnus dan cincinnya 17 tahun setelah diluncurkan dari Cape Canaveral. Penemuan mereka diumumkan hari Kamis.
Lautan baru berisi air ini, yang ukurannya sebesar atau lebih besar dari Lake Superior di Amerika Utara, berada di tengah kutub selatan Enceladus dan kemungkinan menutupi sebagian besar, atau seluruh permukaan bulan tersebut. Enceladus luasnya sekitar 310 mil.
Data tersebut tidak menunjukkan apakah lautan itu mencapai kutub utara, kata ketua peneliti, Luciano Iess dari Sapienza University, Roma. Lautan tersebut paling tidak adalah lautan regional yang berada di bawah es sedalam 25 mil. Di bumi, lautan tersebut terbentang paling tidak dari Kutub Selatan ke New Zealand.
Peralatan dasar Cassini juga tidak bisa menentukan apakah lautan yang berada di bulan tersebut menyokong kehidupan. Dibutuhkan misi lain dengan menggunakan peralatan lebih canggih untuk melakukan penelitian tersebut.
Penemuan terbaru ini membuat bagian dalam Enceladus “tempat dengan potensi sangat tinggi untuk mencari bentuk kehidupan,” kata ilmuwan planet dari Cornell University, Jonathan Lunine, yang ikut dalam penelitian tersebut.
Pada tahun 2005, Cassini mendeteksi semburan yang keluar dari celah di wilayah kutub selatan. Para peneliti menduga pancaran uap dan es air asin ini, yang mengandung molekul organik ringan seperti methane, mungkin berasal dari lautan di bawah permukaan. Pada hari Kamis, mereka mengkonfirmasi keberadaan lautan ini. Penemuan ini muncul di jurnal Science.
Cassini telah terbang mengelilingi Encelandus selama tiga kali dari tahun 2010 sampai 2012. Data Doppler mencatat bahan padat di bawah permukaan kutub selatan, yang diduga cairan.
Lautan ini diyakini diapit oleh lapisan es dan inti bebatuan.
“Luar biasa melihat apa yang dilakukan oleh Cassini untuk bulan kecil ini,” David Stevenson dari California Institute of Technology, anggota tim peneliti mengatakan pada wartawan minggu ini. Tapi “ini tidak seperti memetakan permukaan bumi atau memetakan permukaan bulan, tidak seperti itu. Jauh lebih sulit, dan kenyataan bahwa kita bisa memetakan sejauh ini adalah hal yang luar biasa.”
Enceladus bukan satu-satunya bulan di sistem tata surya dengan lautan di bawah permukaan.
Titan, bulan terbesar Saturnus, dipercaya mempunyai lautan global. Bukti-bukti menunjukkan hal yang serupa seperti apa yang ditemukan di bulan-bulan raksasa Jupiter, Callisto dan Ganymede. Dan bulan Jupiter, Europa juga menyembunyikan sumber air serupa seperti yang ditemukan di Enceladus, lengkap dengan semburan dan dasar yang dasar bebatuan.
Cassini, yang telah melampaui masa hidup yang diharapkan, masih harus mengeksplorasi Enceladus tiga kali lagi sebelum misi berakhir pada tahun 2017.
Lautan baru berisi air ini, yang ukurannya sebesar atau lebih besar dari Lake Superior di Amerika Utara, berada di tengah kutub selatan Enceladus dan kemungkinan menutupi sebagian besar, atau seluruh permukaan bulan tersebut. Enceladus luasnya sekitar 310 mil.
Data tersebut tidak menunjukkan apakah lautan itu mencapai kutub utara, kata ketua peneliti, Luciano Iess dari Sapienza University, Roma. Lautan tersebut paling tidak adalah lautan regional yang berada di bawah es sedalam 25 mil. Di bumi, lautan tersebut terbentang paling tidak dari Kutub Selatan ke New Zealand.
Peralatan dasar Cassini juga tidak bisa menentukan apakah lautan yang berada di bulan tersebut menyokong kehidupan. Dibutuhkan misi lain dengan menggunakan peralatan lebih canggih untuk melakukan penelitian tersebut.
Penemuan terbaru ini membuat bagian dalam Enceladus “tempat dengan potensi sangat tinggi untuk mencari bentuk kehidupan,” kata ilmuwan planet dari Cornell University, Jonathan Lunine, yang ikut dalam penelitian tersebut.
Pada tahun 2005, Cassini mendeteksi semburan yang keluar dari celah di wilayah kutub selatan. Para peneliti menduga pancaran uap dan es air asin ini, yang mengandung molekul organik ringan seperti methane, mungkin berasal dari lautan di bawah permukaan. Pada hari Kamis, mereka mengkonfirmasi keberadaan lautan ini. Penemuan ini muncul di jurnal Science.
Cassini telah terbang mengelilingi Encelandus selama tiga kali dari tahun 2010 sampai 2012. Data Doppler mencatat bahan padat di bawah permukaan kutub selatan, yang diduga cairan.
Lautan ini diyakini diapit oleh lapisan es dan inti bebatuan.
“Luar biasa melihat apa yang dilakukan oleh Cassini untuk bulan kecil ini,” David Stevenson dari California Institute of Technology, anggota tim peneliti mengatakan pada wartawan minggu ini. Tapi “ini tidak seperti memetakan permukaan bumi atau memetakan permukaan bulan, tidak seperti itu. Jauh lebih sulit, dan kenyataan bahwa kita bisa memetakan sejauh ini adalah hal yang luar biasa.”
Enceladus bukan satu-satunya bulan di sistem tata surya dengan lautan di bawah permukaan.
Titan, bulan terbesar Saturnus, dipercaya mempunyai lautan global. Bukti-bukti menunjukkan hal yang serupa seperti apa yang ditemukan di bulan-bulan raksasa Jupiter, Callisto dan Ganymede. Dan bulan Jupiter, Europa juga menyembunyikan sumber air serupa seperti yang ditemukan di Enceladus, lengkap dengan semburan dan dasar yang dasar bebatuan.
Cassini, yang telah melampaui masa hidup yang diharapkan, masih harus mengeksplorasi Enceladus tiga kali lagi sebelum misi berakhir pada tahun 2017.