Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, pada Kamis (12/1), menyerukan pembentukan pakta keamanan baru yang "cepat" dengan Papua Nugini (PNG), di saat pemerintahnya hendak menangkis pengaruh China yang meluas di kawasan Pasifik.
Dalam pidato pertama di hadapan parlemen PNG yang dilakukan oleh kepala pemerintahan asing, Albanese menggarisbawahi perlunya pendekatan yang "mengutamakan keluarga" Pasifik, di mana ia secara implisit merujuk pada mengeluarkan China dari keluarga tersebut.
Pemimpin Australia itu mendesak dibentuknya "kesimpulan cepat" dalam negosiasi pakta keamanan yang mencakup "tantangan hukum dan ketertiban" dengan negara Pasifik yang kaya akan sumber daya alam itu.
BACA JUGA: Pensiunan di Australia Kembali Bekerja untuk Tambah PenghasilanHal tersebut akan menjadi "pakta berdasarkan kepercayaan yang mendalam dan pakta yang dibangun berdasar pendekatan yang mendahulukan keluarga terhadap keamanan regional," kata sang perdana menteri, yang memulai lawatan selama dua hari itu setelah infeksi COVID-19 menunda perjalanannya yang semula direncanakan pada Desember.
Pemerintahan Albanese yang berhaluan kiri-tengah telah bertindak cepat untuk menjalin hubungan dengan negara-negara Pasifik sejak pemilu Mei 2022. Ia sangat prihatin akan pengaruh diplomatik, ekonomi, dan militer China yang meluas.
Australia sejak lama memiliki hubungan pertahanan dengan PNG, yang mencakup angkatan bersenjata dan polisi. Empat kapal patroli Australia dijadwalkan akan diserahkan ke PNG pada tahun ini.
Papua Nugini, yang memperoleh kemerdekaan dari pemerintah Australia pada 1975, adalah penerima terbesar bantuan Australia. Bantuan yang diberikan Australia tahun ini diperkirakan mencapai 480 juta dolar Australia. [ka/rs]