Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan pada hari Jumat (7/8) bahwa penyelidikan terhadap ledakan terbesar di dalam sejarah Beirut akan turut mencari penyebab ledakan tersebut, apakah disebabkan oleh bom atau gangguan eksternal lainnya.
Tim penyelamat masih terus melakukan pencarian dan evakuasi terhadap korban yang mungkin masih hidup dari ledakan di pelabuhan yang menewaskan 154 orang dan melukai 5.000 orang. itu Tragedi yang terjadi pada hari Selasa (4/8) tersebut menghancurkan sebagian kota Mediterania .
“Penyebabnya belum dipastikan. Ada kemungkinan gangguan eksternal melalui roket atau bom atau tindakan lain,” kata Aoun kepada media setempat, sebagaimana dilansir dari Reuters.
Aoun, yang sebelumnya mengatakan bahan peledak disimpan dengan tidak aman selama bertahun-tahun di pelabuhan, mengatakan penyelidikan juga akan mempertimbangkan apakah ledakan itu terjadi karena kelalaian atau kecelakaan. Dua puluh orang telah ditahan sejauh ini, tambahnya.
BACA JUGA: Warga Tuding Elite Politik Lebanon Penyebab Ledakan di BeirutSeorang sumber mengatakan penyelidikan awal menunjukkan adanya kelalaian.
Israel, yang telah berperang beberapa kali dengan Lebanon, membantah negaranya memiliki peran dalam kejadian itu. Sementara Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan penyebabnya tidak jelas, tetapi ia membandingkan ledakan itu dengan pemboman pada tahun 2005 yang menewaskan mantan Perdana Menteri Rafik al-Hariri.
Sayyed Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok Syiah Lebanon, Hizbullah, membantah adanya opini yang mengatakan kelompok yang didukung Iran tersebut memiliki senjata yang disimpan di pelabuhan.
Dia menyerukan penyelidikan yang adil dan akuntabilitas yang ketat untuk siapa pun yang bertanggung jawab, tanpa perlindungan politik. [ah]