Bangladesh telah memindahkan lebih dari 20 pengungsi Rohingya yang terkatung-katung di laut selama beberapa hari ke sebuah pulau rawan banjir di Teluk Benggala.
Para pejabat mengatakan para pengungsi, terdiri dari 15 perempuan dan enam anak-anak, dibawa ke pulau Bhasan Char, Sabtu (2/5). Kelompok ini diduga termasuk di antara 500 Rohingya yang terkatung-katung di dalam dua kapal nelayan yang ditolak Malaysia karena kontrol perbatasan ketat yang diberlakukan terkait pandemi virus corona.
Bangladesh telah membangun fasilitas bagi 100 ribu orang di Bhasan Char dalam upaya mengurangi tekanan di kamp-kamp penuh sesak di Cox’s Bazar di Bangladesh Selatan, di mana sekitar satu juta orang Rohingya bermukim dalam beberapa tahun ini. Tetapi para pejabat mengatakan tak seorang pun dari pengungsi itu yang bersedia untuk direlokasi dengan sukarela ke Bhasan Char.
BACA JUGA: Mahkamah Internasional Kumpulkan Bukti dalam Kasus RohingyaSekitar 700 ribu orang Rohingya tinggal di kamp-kamp di Cox’s Bazar di seberang negara tetangganya, Myanmar, untuk menghindari kampanye bumi hangus yang brutal oleh militer Myanmar terhadap mereka pada tahun 2017. PBB menyebut hal tersebut sebagai pembersihan etnis, yang mencakup pemerkosaan, pembunuhan dan pembakaran rumah-rumah. Myanmar yang mayoritas warganya umat Buddhis tidak menganggap Rohingya sebagai warga negaranya, meskipun faktanya mereka telah tinggal di negara itu selama beberapa generasi.
Ribuan orang Rohingya selama bertahun-tahun berusaha melarikan diri dari kamp-kamp Bangladesh dengan menumpangi perahu penuh sesak untuk menuju ke Malaysia atau Thailand. [uh/ab]