Lebih 60 Dipermalukan dalam Tuduhan Pelecehan Seksual 2017

  • Carolyn Presutti

Beberapa tokoh ternama Amerika yang terguncang akibat terungkapnya skandal pelecehan seksual dalam tahun 2017, dari kiri (atas): Bill O'Reilly, Roy Moore, Senator Al Franken, Matt Lauer. Bawah, dari kiri: Kevin Spacey, James Levine, Charlie Rose dan produser film Harvey Weinstein.

Tuduhan pelecehan seksual yang luas mengguncang banyak institusi Amerika tahun 2017, termasuk Kongres AS, media dan industri film. Menjelang akhir tahun, sejumlah orang ternama diskors, dipecat atau dipaksa mengundurkan diri dari jabatan tinggi mereka akibat tuduhan melakukan pelecehan seksual dan bahkan menyerang perempuan, yang terjadi bertahun-tahun lalu.

Banjir tuduhan pelecehan seksual terbaru dimulai Oktober lalu, terkait Harvey Weinstein.

"Saya perlu bantuan. Kita tahu, semua orang berbuat salah," ujar Weinstein.

Tindak tanduk pakar film Harvey Weinstein terbongkar dan ia dituduh berperilaku sebagai predator terhadap sederet aktris muda yang ingin bekerja untuk perusahaan filmnya.

Pada akhirnya, lebih 80 perempuan menuduh Weinstein. Secara terbuka, mereka mengungkap apa yang terjadi. Mendadak, satu demi satu orang terkemuka terhempas, dalam apa yang dikenal sebagai "efek Weinstein."

Melissa Silverstein kepada majalah Women and Holywood mengatakan, "Kasus-kasus ini terus terungkap."

Dari Hollywood, aktor Kevin Spacey, media (Matt Lauer dan Charlie Rose). Sampai tokoh politik (Franken, Conyers, dan Moore).

Senator Al Franken dituduh menggerayangi penyiar berita radio yang sedang tidur dan dengan paksa menciumnya ketika mereka melakukan tur USO.

Itu yang pertama dari beberapa tuduhan. Al Franken akhirnya mengundurkan diri. "Saya akan mengundurkan diri dari anggota Senat Amerika," ujarnya.

Anggota DPR John Conyers - anggota Kongres terlama - juga mengundurkan diri setelah tuduhan dari mantan staf perempuan.

Dalam kasus lain, setidaknya sembilan perempuan menuduh Roy Moore, kandidat Senator Partai Republik dari Alabama, melakukan pelecehan seksual, banyak dari mereka kala itu masih remaja.

Seorang dari mereka, Beverly Young Nelson mengungkapkan, "Saya ketakutan karena menyangka dia akan memperkosa."

Roy Moore menanggapi, "Tuduhan-tuduhan itu tidak benar. Mereka jahat."

Donald Trump, yang terpilih sebagai Presiden Amerika walaupun dituduh melakukan pelecehan seksual, mendukung Moore. Moore kalah dalam pemilihan itu dan untuk pertama kali dalam hampir 30 tahun, Alabama memilih senator dari Partai Demokrat.

Hanya dalam tiga bulan terakhir, lebih 60 orang mengundurkan diri, dipecat atau diskors karena tuduhan pelecehan seksual.

Perubahan besar dalam sikap atas perilaku pelecehan itu telah memicu kampanye di media sosial. #MeToo menganjurkan perempuan di seluruh dunia agar tidak berdiam diri.

Majalah Time menobatkan orang-orang yang berani membongkar kasus pelecehan seksual yang menimpa mereka, disebut "The Silence Breakers," sebagai "Person of the Year". Edisi majalah itu dipersembahkan bagi mereka yang berani mengungkapkan tokoh-tokoh ternama yang melakukan pelecehan seksual, menyebut mereka "suara-suara yang menggugah gerakan."

Tuduhan itu menuai dampak. Laki-laki dan perempuan kini lebih tahu akan definisi pelecehan seksual. Dan, tindakan seperti itu tidak lagi dimaafkan atau dibiarkan. [ka/jm]