Badai Daniel di Laut Tengah telah menyebabkan banjir dahsyat di Libya, menyapu seluruh daerah dan menghancurkan rumah-rumah di beberapa kota pesisir di bagian timur negara Afrika Utara tersebut.
Ahmed al-Mosmari, juru bicara angkatan bersenjata negara yang berbasis di wilayah timur Libya, mengatakan pada konferensi pers bahwa jumlah korban tewas di Derna telah melampaui 2.000 orang. Selain itu, antara 5.000 dan 6.000 orang lainnya dilaporkan masih hilang.
Al-Mosmari mengaitkan bencana itu dengan runtuhnya dua bendungan di dekat Kota Derna, yang berujung pada banjir bandang yang mematikan.
Kehancuran terbesar terjadi di Derna, kota yang dulunya dikuasai kelompok ekstremis Islam dalam kekacauan yang melanda Libya dalam lebih dari 10 tahun dan menyebabkan infrastrukturnya hancur dan tidak memadai.
BACA JUGA: Hendak Bunuh Khadafi, Rudal Prancis 'Nyasar' Tembak Pesawat Penumpang pada 1980Libya masih terpecah menjadi dua pemerintahan yang bersaing, satu di wilayah timur dan satu lagi di barat, di mana masing-masing didukung oleh kelompok milisi dan pemerintah asing.
Jumlah korban tewas yang terkonfirmasi akibat banjir pada akhir pekan lalu itu mencapai 61 orang pada Senin (11/9) malam, menurut otoritas kesehatan. Namun hitungan tersebut tidak mencakup korban dari wilayah Derna, yang kini tidak bisa diakses. Ribuan orang yang hilang diyakini terbawa arus air.
Video yang dibuat penduduk kota dan diunggah secara online menunjukkan kehancuran besar. Seluruh kawasan permukiman tersapu sepanjang sungai yang mengalir dari pegunungan melalui pusat kota. Gedung apartemen bertingkat yang dulunya terletak jauh dari sungai kini sebagian ambruk ke dalam lumpur.
Dalam wawancara telepon dengan stasiun televisi al-Masar pada Senin, Perdana Menteri Ossama Hamad dari pemerintah Libia timur mengatakan 2.000 orang dikhawatirkan tewas di Derna dan ribuan lainnya diyakini hilang. Ia mengatakan bahwa Derna telah ditetapkan sebagai zona bencana. [ka/rs]