Kepulan asap terlihat membubung ke langit di atas Jalur Gaza, Kamis (9/5) di berbagai wilayah menuju Rafah. Kepulan asap terlihat dari kamp Muwasi dan dari Israel Selatan.
Ledakan terdengar, bersamaan dengan suara tembakan, sementara perang Israel-Hamas yang berlangsung selama tujuh bulan lebih terus berlanjut.
Brigade tank Israel merebut penyeberangan Rafah antara Gaza dan Mesir pada Selasa (7/5) pagi.
Serangan terbatas ini tampaknya bukan awal dari invasi besar-besaran ke kota padat penduduk di wilayah Gaza Selatan itu, seperti yang berulang kali dijanjikan Israel.
Amerika Serikat telah mendesak Israel agar tidak melancarkan serangan berskala penuh terhadap Rafah karena hal itu akan memperburuk bencana kemanusiaan di Gaza, dan AS menghentikan pengiriman bom ke sekutu dekatnya itu pekan lalu karena kekhawatiran tersebut.
BACA JUGA: Israel: Ancaman Biden untuk Hentikan Pengiriman Senjata ‘Sangat Mengecewakan’Perang dimulai ketika militan Hamas menerobos pertahanan Israel pada bulan 7 Oktober dan menyerbu pangkalan militer dan komunitas pertanian di dekatnya, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 250 lainnya.
Hamas diyakini masih menyandera sekitar 100 orang dan lebih dari 30 jasad setelah sebagian besar lainnya dibebaskan selama gencatan senjata pada bulan November.
Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 34.800 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas dan telah memaksa sekitar 80% populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta warga Palestina meninggalkan rumah mereka.
Kampanye militer Israel telah menjadi salah satu yang paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah baru-baru ini, yang menyebabkan sebagian besar wilayah Gaza menjadi puing-puing. [lt/uh]