Bom mobil berkekuatan tinggi meledak pada jam sibuk di Beirut menewaskan paling sedikit delapan orang, termasuk kepala intelijen polisi negara itu.
Ledakan di dekat kantor pusat Partai Kristen Phalangis tersebut mencelakai sekitar 80 lainnya. Kelompok Phalangis terang-terangan menyatakan tidak mendukung pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Media Lebanon melaporkan bahwa kepala unit intelijen kepolisian negara itu, Wissam al-Hassan, merupakan target bom mobil hari Jumat itu.
Hassan memimpin penyidikan rencana pemboman baru-baru ini yang menghasilkan penahanan seorang politisi Lebanon pro-Suriah. Dia juga memimpin penyidikan bahwa Suriah dan Hizbullah terlibat dalam pembunuhan mantan perdana menteri Rafik Hariri.
Belum ada yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan hari Jumat itu. Beberapa pejabat Lebanon menyalahkan Presiden Assad atas apa yang mereka sebut pembunuhan Hassan.
Wartawan Jeff Neumann, yang melaporkan dari tempat kejadian kepada VOA tersebut, berbicara dengan beberapa orang yang melihat atau mendengar ledakan itu.
“Ledakan itu semula dikira orang-orang sebagai gempa bumi. Saya melihat sedikitnya delapan mobil hancur total, serta balok-balok beton dan serpihan kaca berserakan di jalan-jalan,” ujar Neumann.
Rumah-rumah sakit Lebanon dan pekerja Palang Merah di TKP memohon sumbangan darah secepatnya guna mengobati korban luka.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Victoria Nuland mengatakan kekerasan semacam itu tidak dapat dibenarkan dan menyatakan belasungkawa Amerika kepada para korban dan keluarga mereka.
Media Lebanon melaporkan bahwa kepala unit intelijen kepolisian negara itu, Wissam al-Hassan, merupakan target bom mobil hari Jumat itu.
Hassan memimpin penyidikan rencana pemboman baru-baru ini yang menghasilkan penahanan seorang politisi Lebanon pro-Suriah. Dia juga memimpin penyidikan bahwa Suriah dan Hizbullah terlibat dalam pembunuhan mantan perdana menteri Rafik Hariri.
Belum ada yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan hari Jumat itu. Beberapa pejabat Lebanon menyalahkan Presiden Assad atas apa yang mereka sebut pembunuhan Hassan.
Wartawan Jeff Neumann, yang melaporkan dari tempat kejadian kepada VOA tersebut, berbicara dengan beberapa orang yang melihat atau mendengar ledakan itu.
“Ledakan itu semula dikira orang-orang sebagai gempa bumi. Saya melihat sedikitnya delapan mobil hancur total, serta balok-balok beton dan serpihan kaca berserakan di jalan-jalan,” ujar Neumann.
Rumah-rumah sakit Lebanon dan pekerja Palang Merah di TKP memohon sumbangan darah secepatnya guna mengobati korban luka.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Victoria Nuland mengatakan kekerasan semacam itu tidak dapat dibenarkan dan menyatakan belasungkawa Amerika kepada para korban dan keluarga mereka.