Sebuah ledakan dahsyat Selasa pagi (30/4) menghantam Lapangan Marjeh di ibukota Suriah, Damaskus, mengakibatkan sedikitnya 13 korban tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Media pemerintah Suriah melaporkan, jumlah korban tewas mencapai 13 orang dan lebih dari 70 lainnya luka-luka dalam ledakan hari Selasa pagi.
Sejumlah ambulans dan tim SAR mengevakuasi korban tewas dan luka-luka dari Lapangan Marjeh di Damaskus. Jendela-jendela gedung di sekitarnya pecah, pohon-pohon palem terbakar dan sejumlah kendaraan hancur berantakan.
Video amatir menunjukkan asap putih tebal membubung di pusat kota, sementara warga di distrik sekitarnya melaporkan tergoncang oleh ledakan tersebut. Ini merupakan ledakan dahsyat kedua yang mengguncang ibukota Suriah itu dalam waktu 24 jam.
Perdana Menteri Suriah Wael Al-Halqi dilaporkan lolos dari ledakan bom hari Senin, yang membuat beberapa penjaga keamanannya tewas dan lainnya luka-luka. Ledakan itu terjadi di salah satu distrik kelas atas, yang dikenal sebagai kompleks gedung-gedung pemerintah dan kedutaan.
Pasukan oposisi telah meningkatkan serangan mereka terhadap kota Damaskus selagi pertempuran memasuki tahun ketiga. Beberapa aktivis kelompok oposisi mengklaim sebuah kendaraan militer pemerintah telah menjadi target ledakan terbaru ini. Namun klaim ini belum dapat dipastikan karena Suriah melarang liputan media independen disana.
Menurut kantor berita pemerintah Suriah – SANA – Kementerian Luar Negeri Suriah menuduh “kelompok-kelompok teroris” berada di balik dua serangan terbaru ini. Kementerian itu juga mengklaim bahwa “uang – pelatihan dan senjata” dari Al Qaeda berada di balik serangkaian serangan terbaru ini.
Monther Al Marcos – pemimpin kelompok oposisi di Istanbul Turki mengatakan kepada stasiun televisi Al Arabiya bahwa ia menilai pemerintah Suriah bertanggungjawab atas pemboman itu. Ia menambahkan pusat kota Damaskus memiliki “sejumlah pos keamanan pemerintah” dan “sulit memasuki daerah itu tanpa digeledah”.
Beberapa saksi mata juga melaporkan bahwa pesawat-pesawat pemerintah mengebom Bab Al Hawa – di perbatasan Suriah dan Turki. Badan Pemantau HAM Suriah yang berkantor di Inggris melaporkan beberapa orang tewas dalam pemboman itu.
Sejumlah ambulans dan tim SAR mengevakuasi korban tewas dan luka-luka dari Lapangan Marjeh di Damaskus. Jendela-jendela gedung di sekitarnya pecah, pohon-pohon palem terbakar dan sejumlah kendaraan hancur berantakan.
Video amatir menunjukkan asap putih tebal membubung di pusat kota, sementara warga di distrik sekitarnya melaporkan tergoncang oleh ledakan tersebut. Ini merupakan ledakan dahsyat kedua yang mengguncang ibukota Suriah itu dalam waktu 24 jam.
Perdana Menteri Suriah Wael Al-Halqi dilaporkan lolos dari ledakan bom hari Senin, yang membuat beberapa penjaga keamanannya tewas dan lainnya luka-luka. Ledakan itu terjadi di salah satu distrik kelas atas, yang dikenal sebagai kompleks gedung-gedung pemerintah dan kedutaan.
Pasukan oposisi telah meningkatkan serangan mereka terhadap kota Damaskus selagi pertempuran memasuki tahun ketiga. Beberapa aktivis kelompok oposisi mengklaim sebuah kendaraan militer pemerintah telah menjadi target ledakan terbaru ini. Namun klaim ini belum dapat dipastikan karena Suriah melarang liputan media independen disana.
Menurut kantor berita pemerintah Suriah – SANA – Kementerian Luar Negeri Suriah menuduh “kelompok-kelompok teroris” berada di balik dua serangan terbaru ini. Kementerian itu juga mengklaim bahwa “uang – pelatihan dan senjata” dari Al Qaeda berada di balik serangkaian serangan terbaru ini.
Monther Al Marcos – pemimpin kelompok oposisi di Istanbul Turki mengatakan kepada stasiun televisi Al Arabiya bahwa ia menilai pemerintah Suriah bertanggungjawab atas pemboman itu. Ia menambahkan pusat kota Damaskus memiliki “sejumlah pos keamanan pemerintah” dan “sulit memasuki daerah itu tanpa digeledah”.
Beberapa saksi mata juga melaporkan bahwa pesawat-pesawat pemerintah mengebom Bab Al Hawa – di perbatasan Suriah dan Turki. Badan Pemantau HAM Suriah yang berkantor di Inggris melaporkan beberapa orang tewas dalam pemboman itu.