Foto-foto yang diperoleh Reuters dari tempat kejadian menunjukkan tidak ada kendaraan yang melintasi jalan raya dan jembatan rel yang menghubungkan Rusia ke Krimea, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014.
Citra gambar yang belum terverifikasi menunjukkan penghalang logam bengkok, puing-puing, dan mobil yang rusak di jembatan. Rekaman kamera dasbor menunjukkan pengemudi mengerem tajam tak lama setelah insiden itu. Tingkat kerusakan belum diketahui.
Pejabat Rusia menyebut apa yang terjadi di jembatan tersebut sebagai situasi "darurat".
Saluran Telegram Grey Zone Rusia, yang terafiliasi dengan kelompok tentara bayaran Wagner, melaporkan bahwa ada dua serangan yang menghantam jembatan tersebut, masing-masing pada pukul 03.04 dan 03.20 dini hari waktu setempat.
Seorang juru bicara komando militer selatan Ukraina, Natalia Humeniuk, mengatakan insiden di Jembatan Krimea bisa menjadi tindakan provokasi di pihak Moskow.
"Hal-hal provokatif seperti itu, yang dilaporkan dengan lantang oleh otoritas pendudukan Krimea, adalah cara khas untuk menyelesaikan masalah oleh otoritas Krimea dan negara agresor," kata Humeniuk kepada penyiar nasional Rada.
Jembatan yang memiliki jalur pararel, baik jalan raya dan rel kereta api, sepanjang 19 km itu menjadi proyek infrastruktur kebanggaan Putin. Ia pernah mengendarai Mercedes melintasi jembatan tersebut pada 2022 setelah jembatan itu diperbaiki pasca insiden ledakan.
BACA JUGA: Rusia Tuding Ukraina Hantam Jembatan Penghubung ke KrimeaSergei Aksyonov, seorang gubernur yang dilantik Rusia, mengatakan keadaan darurat terjadi di pilar ke-145 jembatan yang menghubungkan Semenanjung Krimea dengan wilayah Rusia Krasnodar. Namun dia tidak merinci lebih lanjut.
Kementerian Transportasi Rusia mengatakan bahwa ada kerusakan pada jalan di jembatan di jalur yang jaraknya mendekati Semenanjung Krimea. Namun ia menegaskan tidak ada kerusakan pada pilar jembatan, meski pihak kementerian tidak menyebutkan penyebab kerusakan tersebut.
Kantor berita RBC-Ukraina melaporkan sejumlah ledakan terdengar dari arah jembatan tersebut.
Serhiy Bratchuk, juru bicara administrasi militer Odesa Ukraina, menggunggah sebuah foto di akun Telegramnya yang menunjukkan bagian jembatan yang rusak. Belum jelas apakah foto itu terkait dengan serangan tertentu.
George Barros, seorang analis di Institute for the Study of War berbasis di Washington, mencuit di platform Twitter bahwa jika jembatan ini mengalami kerusakan serius maka akan secara signifikan mempengaruhi jalur pasokan Rusia.
"Rusia hanya akan memiliki satu jalur pasokan darat - jalan raya pantai di Laut Azov - untuk mempertahankan (atau mengevakuasi) puluhan ribu pasukannya di Kherson dan Krimea yang diduduki jika Ukraina berhasil merusak/menghancurkan jembatan," kata Barros.
Jembatan Krimea rusak berat akibat insiden ledakan pada Oktober 2022. Kremlin menuduh serangan tersebut direncanakan oleh pasukan keamanan Ukraina. Kyiv mengakui serangan itu secara tidak langsung beberapa bulan kemudian.
Perusahaan yang dimiliki oleh sekutu Putin, Arkady Rotenberg, membangun struktur jembatan itu yang merupakan jembatan terpanjang di Eropa. Putin memuji proyek tersebut, dengan sesumbar mengatakan bahwa Tsar Rusia dan pemimpin Soviet pernah bermimpi membangunnya, tetapi mereka tidak pernah merealisasikannya.