Otoritas separatis di Nagorno-Karabakh mengatakan sedikitnya 68 orang tewas setelah ledakan yang mengguncang sebuah depot BBM sewaktu ribuan orang meninggalkan wilayah itu dan menuju Armenia.
Ledakan itu terjadi Senin larut malam di ibu kota wilayah yang dikenal sebagai Stepanakert oleh Armenia dan Khankendi oleh Azerbaijan. Menurut pihak berwenang, sedikitnya 290 orang dirawat di rumah sakit.
Badan pengungsi PBB Selasa mengatakan pemerintah Armenia melaporkan sekitar 19 ribu orang telah lari meninggalkan Armenia dari Nagorno-Karabakh sejak 23 September, setelah Azerbaijan meluncurkan operasi untuk merebut kendali atas daerah tersebut.
Administrator Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) Samantha Power mengunjungi kamp pengungsi dari Nagorno-Karabakh di kota Kronidzor, Armenia. Ia mengatakan, “AS akan terus mendukung Republik Armenia, otoritas setempat, sukarelawan setempat yang menunjukkan kemurahan hati dan solidaritas luar biasa dengan etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh.”
AS juga akan mengirimkan bantuan untuk Nagorno-Karabakh, termasuk pakaian dan peralatan kebersihan, kata Gedung Putih, Selasa (26/9).
Nagorno-Karabakh sepenuhnya berada di dalam wilayah Azerbaijan tetapi daerah ini berada di bawah kontrol etnis Armenia sejak 1994, hingga beberapa daerah di sana direbut kembali oleh Azerbaijan pada perang tahun 2020. [uh/lt]