VOA - Tambang batu bara milik PT PT Nusa Alam Lestari di Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat, dilaporkan meledak pada Jumat (9/12) sekitar pukul 08.30 WIB. Kepala Seksi Operasional Basarnas Padang, Octavianto, mengatakan 10 orang dinyatakan meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
"Pada pukul 18.00 WIB, korban terakhir akhirnya telah dievakuasi oleh tim gabungan. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia," katanya kepada VOA, Jumat (9/12).
Bukan hanya menelan korban jiwa, kejadian itu juga menyebabkan satu orang mengalami luka berat dan tiga orang luka ringan. "Tim (telah) melaksanakan pencarian di bawah reruntuhan diduga akibat ledakan gas berbahaya," ucap Octa.
Dalam upaya proses evakuasi, petugas sempat kewalahan lantaran lokasi kondisi lubang tambang yang cukup dalam. Petugas pun menggunakan blower dan exhaust fan untuk memudahkan proses evakuasi di dalam lubang tambang. "Tim gabungan berjibaku untuk mengevakuasi korban mengingat lokasi cukup sulit," ujarnya.
Usai korban terakhir berhasil dievakuasi. Tim SAR gabungan akan menutup proses pencarian para korban yang tertimpa reruntuhan akibat ledakan tambang.
"Dengan demikian dilaksanakan briefing operasi SAR untuk memastikan ada korban lanjutan atau lainnya. Saat itu akan dilakukan penutupan (pencarian)," pungkas Octa.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, mengatakan seluruh korban saat ini telah berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sawahlunto. "Kami sudah menurunkan tim. Sekarang masih untuk memastikan tentang korban yang ada. Itu para korban berada di RSUD Sawahlunto," katanya kepada VOA.
Selanjutnya, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat belum bisa memastikan apakah lokasi pertambangan itu akan ditutup sementara menyusul kejadian yang cukup banyak merenggut korban jiwa tersebut.
"Berkaitan dengan kelanjutannya itu kewenangannya ada di kementerian (ESDM)," pungkas Mahyeldi.
Namun belum diketahui pasti penyebab ledakan yang terjadi di tambang batu bara tersebut. Dugaan awal ledakan disebabkan oleh tingginya kadar gas metana atau hidrokarbon yang terdapat di tambang itu.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ridwan Djamaluddin, menjelaskan ledakan itu terjadi di lubang nomor DC 02 tambang batu bara bawah tanah PT NAL.
"Ledakan terjadi pada awal shift kerja di mana sudah terdapat 14 orang pekerja yang berada di lubang tambang," katanya melalui keterangan persnya kepada VOA.
Ridwan melanjutkan, seluruh kegiatan operasional di site PT NAL sudah dihentikan sementara sampai hasil investigasi kecelakaan tambang diketahui.
"Empat orang tim inspektur tambang Kementerian ESDM telah tiba di lokasi ledakan untuk melakukan pemeriksaan awal dan melaksanakan investigasi terhadap kejadian ledakan tersebut. Penyebab ledakan akan diinvestigasi lebih lanjut," pungkas Ridwan. [aa/lt]