Lee Ritenour Memukau Fans di Yogyakarta

  • Munarsih Sahana

Pergelaran jazz tahunan di UGM, Yogyakarta. (Foto: VOA/Munarsih Sahana)

​Musisi jazz terkenal dari AS Lee Ritenour bersama penyanyi RnB Phil Perry dan musisi jazz AS lainnya tampil memukau dan mendapat sambutan hangat dalam pergelaran musik jazz yang diselenggarakan di kampus UGM Yogyakarta, Sabtu.
Lee Ritenour yang tahun lalu tampil pada Festival Java Jazz di Jakarta, Sabtu malam (17/5) tampil dalam pergelaran jazz tahunan yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM di Graha Sabha Pramana kampus Bulaksumur. Pada pergelaran Economics Jazz ke-19 kali ini, Lee Ritenour tampil bersama anaknya Westley Ritenour yang memainkan drum, penyanyi RnB Phil Perry, pemain saxophone Michael Paulo, pemain keyboards Otmaro Ruiz, pemain bass Benjamin Shepherd serta gitaris Fred Schreuders.

Pada pentas di Yogyakarta dengan durasi sekitar 2 jam Sabtu malam, Lee Ritenour dan kawan-kawan membawakan sebagian besar lagu-lagu instrumental maupun vokal yang sudah relatif lama dan dikenal penonton yang memadati Graha Sabha Pramana. Di antaranya, lagu berjudul Malibu, yang menurut Lee, mereka ciptakan bersama ketika sedang dalam perjalanan dari Tokyo menuju Gunung Fuji. Juga lagu instrumental lama seperti Rio Funk dan Wes Bound. Lalu, penonton menyambut dengan antusias ketika Phil Perry dengan suaranya yang bening membawakan lagu ciptaan David Foster berjudul The Best Of Me.

Promotor sekaligus dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Tony Prasetyantono mengaku bangga bahwa akhirnya ia mampu meyakinkan musisi jazz sebesar Lee Ritenour mau pentas di Yogyakarta setelah berhasil diyakinkan oleh Michael Paulo. Harga tiket pentas jazz tersebut juga terjangkau, paling murah seharga 75-ribu rupiah dan paling mahal 400-ribu rupiah.

Lee Ritenour mengatakan kepada VOA, ia sangat senang bisa pentas di Yogya untuk pertama kalinya, apalagi satu panggung dengan anaknya Westley yang memainkan drum dan untuk pertama-kalinya pula bermain satu panggung bersama di Yogya.

Pergelaran musik jazz tahunan di FEB UGM, menurut Dekan Prof. Wihana Kirana Jaya, merupakan proses pembelajaran bagi mahasiswa untuk meningkatkan ketrampilan di luar bangku kuliah sesuai dengan misi dari fakultas yang dipimpinnya.

Rektor UGM Prof. Pratikno yang berada di antara penonton mengatakan, pergelaran jazz merupakan bagian dari pengembangan UGM sebagai pusat ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni.

Ketika Phil Perry dan Lee Ritenour serta kawan-kawan selesai membawakan lagi Is It You, penonton masih belum beranjak, dan akhirnya mereka kembali ke panggung membawakan satu lagu instrumental.