Legislator Australia Bantah Diselidiki Terkait Campur Tangan China

Petugas menggeledah tempat tinggal Shaoquett Moselmane, anggota Partai Buruh dari New South Wales, di Sydney, Australia, 26 Juni 2020. (Foto: dok).

Seorang anggota parlemen negara bagian Australia yang rumah dan kantornya digeledah, membantah bahwa ia merupakan tersangka dalam penyelidikan polisi mengenai orang-orang yang berusaha mengedepankan kepentingan China di Australia.

Shaoquett Moselmane, anggota Partai Buruh dari New South Wales, mengatakan, ia diberitahu bahwa penyelidikan tersebut ditujukan untuk mencari orang-orang lain, namun bukan dirinya yang dicurigai bekerjasama dengan China.

Moselmane membantah telah melakukan kekeliruan. “Saya tidak pernah mengorbankan kesejahteraan negara dan rakyat Australia,” katanya dalam sebuah konferensi pers.

Polisi belum mengungkapkan mengapa mereka menggeledah rumah Moselmane di Sydney, Jumat pekan lalu, dan kemudian kantornya di parlemen.

BACA JUGA: Anggota Parlemen Australia Diinvestigasi Terkait Penyelidikan Pengaruh China

Australia telah lama menuduh China mencampuri politik dalam negerinya, tuduhan yang menegangkan hubungan kedua negara. Tuduhan itu pula yang mendorong Australia mengeluarkan UU keamanan nasional baru pada 2018, yang melarang campur tangan pihak asing yang terselubung dalam politik dalam negeri, dan mengkriminalkan bisnis intelijen untuk kekuatan asing.

Moselmane membantah laporan-laporan yang menyebutkan, lawatan-lawatannya ke China selama ini didanai pemerintah negara itu. April lalu, ia mundur dari posisinya sebagai wakil ketua Majelis Tinggi New South Wales setelah memuji Presiden China Xi Jinping atas tanggapannya terhadap wabah virus corona. Ia mengatakan Xi menunjukkan kepemimpinan yang kokoh dan efektif.

Moselmane mengatakan, Senin (29/6), pandangannya mengenai bagaimana China menangani wabah itu sejalan dengan pandangan presiden dan wakil presiden AS, serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Surat kabar Global Times yang dikontrol Partai Komunis China, Senin, menuduh Australia meningkatkan perang intelijen dengan China. Surat kabar itu mengutip pernyataan seorang pejabat keamanan China yang menyebutkan bahwa Australia mengirim sejumlah agen ke China untuk memata-matai, mengumpulkan data intelijen, dan merekrut aset. Australia digambarkannya sebagai “maling yang teriak maling”. [ab/uh]