Lelaki Jepang Bakar Diri Untuk Protes Pemakaman Kenegaraan Shinzo Abe

Petugas polisi dan petugas pemadam kebakaran menyelidiki lokasi di mana seorang pria melakukan protes terhadap rencana pemakaman kenegaraan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dengan membakar dirinya sendiri, di Tokyo, Jepang 21 September 2022. (Foto: Kyodo via Reuters)

Para pejabat dan media Jepang mengatakan seorang lelaki lanjut usia membakar diri di luar kantor perdana menteri di Tokyo pada Rabu (21/9). Ini tampaknya untuk memprotes pemakaman kenegaraan bagi mantan PM Shinzo Abe pekan depan.

Berbagai berita mengatakan lelaki itu, yang diyakini berusia 70-an, menderita luka bakar di sebagian besar tubuhnya tetapi dalam keadaan sadar sewaktu dibawa ke rumah sakit. Ia dikabarkan memberitahu polisi bahwa ia sengaja menuangkan minyak ke tubuhnya dan kemudian membakar diri.

Sebuah catatan yang tampaknya ia tulis ditemukan di dekatnya. Dalam catatan itu ia menulis bahwa ia menentang keras pemakaman Abe. Seorang polisi yang berusaha memadamkan api dikabarkan cedera.

BACA JUGA: Jepang akan Keluarkan $1,8 Juta Untuk Pemakaman Mantan PM Abe

Abe, perdana menteri yang paling lama menjabat di Jepang, dibunuh pada 8 Juli ketika sedang berpidato pada kampanye di Nara, Jepang Barat. Tersangka yang ditangkap di lokasi kejadian itu diberitakan marah atas dugaan hubungan Abe dengan Gereja Unifikasi yang berbasis di Korea Selatan. Tersangka menyalahkan gereja itu sebagai penyebab kehancuran finansial ibunya.

Abe memimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) yang lama berkuasa di Jepang. Baru-baru ini LDP mengungkapkan bahwa hampir setengah dari anggotanya di parlemen memiliki hubungan dengan Gereja Unifikasi. Pengungkapan itu secara bertahap mengubah opini masyarakat terhadap pemakaman kenegaraan bagi Abe maupun dukungan bagi PM Fumio Kishida. Kishida membela upacara tersebut dengan mengatakan Abe berhak mendapatkan kehormatan itu mengingat masa jabatannya yang memecahkan rekor serta kedudukannya di mata internasional.

Pemakaman ini dijadwalkan berlangsung Selasa 27 September, dengan sekitar 6.000 orang diperkirakan menghadirinya, di antaranya Wakil Presiden AS Kamala Harris. [uh/ka]