Sebelas pembangkit panas bumi sekarang beroperasi di danau berair asin di gurun California.
Perusahaan yang berbasis di Australia, Controlled Thermal Resources, akan menambah pembangkit lain yang juga akan menghasilkan listrik menggunakan air panas dari bawah tanah. Perusahaan itu juga akan menambang logam berharga, lithium, berikut mineral lainnya.
“Kami pada dasarnya mengurangi suhu air garam, membuat listrik terbarukan dari itu terus menerus, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, mengekstrak lithium dan mineral lainnya. Kami juga menambang logam tanah jarang," ujar Rod Colwell, CEO Controlled Thermal Resources.
Lithium adalah komponen penting dari industri baterai listrik modern.
Lithium banyak ditemukan di kerak bumi, kata Chris Berry, seorang analis industri dan presiden House Mountain Partners.
“Bahkan di sini di Amerika Serikat (AS), itu berlimpah. Tantangannya bukan hanya menemukan dan mengekstraknya, tetapi pemurniannya," katanya.
Tiga perusahaan, termasuk Berkshire Hathaway Energy, sedang menguji cara untuk mengekstrak dan memurnikan lithium dari air asin bawah tanah. Ketiga perusahaan itu menggunakan teknologinya sendiri-sendiri dalam sistem tertutup yang ramah lingkungan.
Sebagian besar lithium dunia sekarang berasal dari Bolivia, Argentina, dan Chili. Litium dari negara-negara itu bisa menguap di kolam sehingga menciptakan masalah lingkungan, seperti tanah yang terkontaminasi dan limbah beracun.
Lithium dunia saat ini juga berasal dari Australia atau China, yang dikumpulkan melalui penambangan terbuka.
“Lebih masuk akal untuk menambang lithium di sini di AS, di mana kita memiliki kontrol lingkungan yang sangat ketat pada penambangan sehingga kita tidak merusak lingkungan," tutur pakar geologi Michael McKibben yang juga merupakan profesor riset di University of California, Riverside.
BACA JUGA: Tesla Teken Perjanjian untuk Beli Komponen Baterai Mobil dari MozambikProduksi lithium komersial dapat dimulai di Laut Salton dalam dua hingga empat tahun, dengan potensi ekspansi untuk memenuhi sebagian besar permintaan di Amerika, kata ahli geologi Profesor Micaahel McKibben.
“Jadi jika mereka bisa mendapatkannya hingga sekitar 400.000 ton per tahun lithium karbonat, maka itu setara dengan produksi dunia saat ini," katanya.
Dengan melonjaknya harga lithium, maka hal tersebut berarti menjanjikan lapangan pekerjaan, kata kepala kelompok nirlaba yang duduk di Lithium Valley Commission.
Jika teknologi yang sekarang sedang diuji berfungsi sesuai rencana, Lembah Litium di gurun California itu dapat menjadi pusat ekonomi hijau, menghasilkan listrik, litium, dan bahkan baterai di wilayah terpencil Amerika yang mungkin penting bagi masa depan energi nasional Amerika. [lt/ah]