Liberia Akhiri Keadaan Darurat Krisis Ebola

Seorang perawat memakai pakaian pelindung saat bersiap memasuki zona berisiko tinggi dari unit perawatan Ebola di Monrovia, Liberia (29/9).

Tetapi, dalam pidatonya Kamis (13/11), Presiden Sirleaf mengatakan perlawanan terhadap Ebola belum selesai, dan bahwa beberapa pembatasan akan tetap berlaku.

Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf mengakhiri keadaan darurat yang ia berlakukan karena krisis Ebola.

Tetapi, dalam pidatonya Kamis (13/11), Sirleaf mengatakan perlawanan terhadap Ebola belum selesai, dan bahwa beberapa pembatasan akan tetap berlaku.

Presiden Liberia itu mengatakan pasar dapat dibuka kembali, dan jam malam akan dimundurkan hingga tengah malam di daerah-daerah yang tidak ada wabah. Sirleaf mengatakan 10 dari ke-15 kabupaten Liberia telah melaporkan tidak adanya penderita baru sejak Minggu.

Liberia telah dalam keadaan darurat sejak Agustus. Dari ketiga negara Afrika tempat wabah telah terpusat, di samping Guinea dan Sierra Leone, Liberia adalah yang paling buruk dilanda wabah itu.

Namun, berita dari Sierra Leone masih suram. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah terjadi peningkatan tajam dalam jumlah penderita Ebola di Sierra Leone, tempat adanya 421 penderita baru yang dilaporkan pekan ini.

Salah satu klinik Ebola terkemuka di ibukota Mali, Bamako, dipaksa untuk terus tutup, setelah meninggalnya seorang perawat. Lebih dari 90 orang telah dikarantina.