Pihak berwenang Libya, pada Minggu (1/1), mengatakan telah menemukan 18 mayat di sebuah kuburan massal yang terletak di bekas kubu kelompok ISIS, di sepanjang pantai negara di Afrika Utara yang dilanda konflik itu.
Otoritas Orang Hilang mengatakan mayat-mayat itu ditemukan di daerah Sabaa, di Sirte, sebuah kota di bagian tengah Libya. Mayat-mayat itu dibawah ke rumah sakit setempat, tambahnya.
BACA JUGA: Pengadilan Libya Hukum Mati 17 Mantan Anggota ISISSirte, tempat kelahiran mantan diktator Moammar Gadhafi, jatuh di bawah kendali ISIS antara tahun 2015-2016. Para militan itu, bersama Al Qaeda, memiliki pijakan di Libya yang kayak akan minyak, di tengah kekacauan yang melanda negara itu setelah pergolakan dan intervensi NATO dalam konflik tersebut pada tahun 2011.
Kelompok ISIS akhirnya berhasil diusir keluar dari kota pada Desember 2016 oleh pasukan Libya yang didukung Amerika Serikat dan bersekutu dengan pemerintah yang didukung PBB di Tripoli. Ratusan tersangka mantan pemberontak ISIS masih ditahan di penjara Libya, sebagian besar sedang menunggu persidangan.
Sejak penggulingan dan pembunuhan Gadhafi, Libya terpecah antara otoritas yang saling bersaing. Sirte kini dikendalikan oleh pasukan yang setia kepada pemimpin militer Khalifa Hifter, yang berbasis di bagian timur Somaliland.
Dalam pernyataannya, Otoritas Orang Hilang mengatakan telah mengumpulkan sampel tulang guna mengidentifikasi mayat yang ditemukan. Belum ada rincian lebih lanjut tentang penyebab kematian sejumlah jenazah yang ditemukan itu.
BACA JUGA: Viktor Bout, Sang “Merchant of Death,” Jadi Bagian dari Kesepakatan Pertukaran Tahanan AS-RusiaSejumlah kuburan ditemukan di seluruh Libya baru-baru ini. Pada Oktober lalu, para pejabat menemukan 42 mayat dalam suatu kuburan massal yang merupakan lokasi sebuah sekolah di Sirte. Sementara pada Desember 2018, lebih dari 30 mayat laki-laki di dekat Sirte ditemukan di mana mereka diyakini sebagai mayat sekelompok warga Kristen Ethiopia yang dieksekusi ISIS dalam sebuah video yang diterbitkan kelompok itu beberapa tahun sebelumnya.
Di kota barat Tarhuna, ratusan mayat ditemukan di beberapa kuburan setelah pejuang milisi yang setia kepada Hifter mundur dari daerah itu pada Juni 2020. [em/jm]