Mahkamah Kejahatan Internasional atau ICC di Den Haag mengatakan empat staffnya telah ditahan di Libya sejak Kamis (7/6).
Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) di Den Haag mengatakan empat staffnya telah ditahan di Libya, saat bertugas dalam misi resmi untuk bertemu Saif al-Islam Gaddafi, putra mendiang diktator Moammar Gaddafi yang sedang dipenjara.
Ketua ICC Sang-Hyun Song meminta pembebasan mereka segera dan mendesak Libya untuk memastikan keamanan mereka. Pernyataan Sang-Hyun Song yang dikeluarkan hari Sabtu itu mengatakan keempat pegawai internasional itu mempunyai kekebalan diplomatik sewaktu menjalankan misi resmi ICC.
Keempat orang itu, termasuk pengacara Australia Melinda Taylor di tahan hari Kamis ketika mereka berusaha bertemu dengan Saif al-Islam Gaddafi di Zintan, barat laut Tripoli dimana ia ditahan pejuang revolusioner sejak ditangkap bulan November. Delegasi itu ditunjuk oleh ICC untuk membahas pembelaannya.
Sumber-sumber di Libya mengatakan Taylor berusaha menyerahkan dokumen kepada Saif dalam kunjungan itu. Mereka mengatakan polisi juga menemukan sebuah kamera dan alat perekam pada seorang anggota delegasi perempuan sewaktu digeledah setelah kunjungan itu.
Perwakilan Libya untuk ICC Ahmed al-Jahani, mengatakan Taylor tidak dipenjara tapi berada dalam tahanan rumah di Zintan untuk diinterogasi.
Saif al-Islam menjadi pusat perdebatan antara ICC dan pemerintah baru di Tripoli. Ia dicari-cari oleh ICC atas dugaan kejahatan perang tapi Libya ingin Saif diadili di negaranya sendiri.
Ketua ICC Sang-Hyun Song meminta pembebasan mereka segera dan mendesak Libya untuk memastikan keamanan mereka. Pernyataan Sang-Hyun Song yang dikeluarkan hari Sabtu itu mengatakan keempat pegawai internasional itu mempunyai kekebalan diplomatik sewaktu menjalankan misi resmi ICC.
Keempat orang itu, termasuk pengacara Australia Melinda Taylor di tahan hari Kamis ketika mereka berusaha bertemu dengan Saif al-Islam Gaddafi di Zintan, barat laut Tripoli dimana ia ditahan pejuang revolusioner sejak ditangkap bulan November. Delegasi itu ditunjuk oleh ICC untuk membahas pembelaannya.
Sumber-sumber di Libya mengatakan Taylor berusaha menyerahkan dokumen kepada Saif dalam kunjungan itu. Mereka mengatakan polisi juga menemukan sebuah kamera dan alat perekam pada seorang anggota delegasi perempuan sewaktu digeledah setelah kunjungan itu.
Perwakilan Libya untuk ICC Ahmed al-Jahani, mengatakan Taylor tidak dipenjara tapi berada dalam tahanan rumah di Zintan untuk diinterogasi.
Saif al-Islam menjadi pusat perdebatan antara ICC dan pemerintah baru di Tripoli. Ia dicari-cari oleh ICC atas dugaan kejahatan perang tapi Libya ingin Saif diadili di negaranya sendiri.