Perwakilan negara-negara Liga Arab mengadakan rapat darurat di Kairo, hari Senin (22/1), untuk membahas perang dan krisis kemanusiaan di Gaza.
Konflik itu telah menyebabkan 85% warga Palestina di Gaza mengungsi dan mencari perlindungan sementara Israel menggempur wilayah kantong itu tanpa henti.
Pejabat PBB mengatakan, seperempat penduduk Gaza kelaparan karena pertempuran dan pembatasan yang dilakukan Israel menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan.
Dalam pertemuan itu, ketua sidang sekaligus Perwakilan Tetap Maroko untuk Liga Arab Mohamed Ait Ouali mengatakan, tekanan lebih besar harus diberikan kepada komunitas internasional agar gencatan senjata dan pengiriman bantuan kemanusiaan dapat dilakukan.
Ia menambahkan, perpecahan di dewan keamanan tidak seharusnya menghentikan upaya lembaga itu untuk “terus memberikan lebih banyak tekanan diplomatik, politik dan hukum untuk menghentikan tragedi yang sedang dilalui rakyat Palestina.”
BACA JUGA: Saudi Tidak Akan Akui Israel Bila Tidak Ada Kemungkinan Pembentukan Negara PalestinaSementara itu, Perwakilan Tetap Palestina untuk Liga Arab Muhannad al-Aklouk mendesak berbagai negara agar berhenti memasok senjata ke Israel.
Perang Israel-Hamas kali ini – yang kelima dan paling mematikan – dimulai ketika militan Palestina menerobos pertahanan Israel dan melancarkan serangan ke sejumlah komunitas warga Israel di dekat perbatasan, menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas, yang sebagian besarnya warga sipil, dan sekitar 250 orang lainnya diculik.
Serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 25.295 warga Palestina di Gaza dan melukai lebih dari 60.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.
Pihak kementerian tidak memisahkan korban sipil dan petempur, namun menyatakan bahwa dua pertiga di antara korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
BACA JUGA: Kepala Kebijakan Luar Negeri UE: ‘Situasi Kemanusiaan’ di Gaza Capai Kondisi TerburukTenaga kesehatan melaporkan terjadinya pertempuran hebat di Khan Younis, Gaza selatan, di mana puluhan orang tewas, sementara korban luka dilarikan ke Rumah Sakit Nasser yang kewalahan menampung pasien.
Warga tampak melarikan diri ke arah selatan, ke area yang sudah dipenuhi ratusan ribu pengungsi.
Militer Israel mengklaim telah membunuh sekitar 9.000 militan tanpa menyertakan bukti dan menyalahkan Hamas atas tingginya jumlah warga sipil yang tewas karena kelompok militan itu menempatkan petempur, terowongan bawah tanah dan infrastruktur militan lainnya di wilayah padat penduduk.
Perang itu juga telah memicu ketegangan di seantero kawasan, di mana kelompok-kelompok yang didukung Iran di Lebanon, Suriah, Irak dan Yaman melancarkan serangan yang menyasar Israel dan AS. [rd/jm]