Lima kandidat calon presiden akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Aljazair bulan depan. Dua diantaranya adalah mantan perdana menteri, kata kepala otoritas pemilihan pada hari Sabtu (2/11). Hal tersebut diungkapkan di tengah protes massa yang menolak diadakannya pilpres.
Pihak berwenang telah berulang kali mengatakan pemilihan 12 Desember akan menjadi satu-satunya cara untuk keluar dari krisis yang dihadapi Aljazair sejak pengunduran diri Presiden Abdelaziz Bouteflika pada bulan April di bawah tekanan dari pengunjuk rasa.
Calon presiden untuk pemilihan presiden tanggal 12 Desember itu adalah termasuk mantan perdana menteri Abdelmadjid Tebboune dan Ali Benflis, mantan menteri kebudayaan Azzedddine Mihoubi, mantan menteri pariwisata Abdelkader Bengrine, dan Abdelaziz Belaid, kepala partai Gerakan El Mostakbal. Hal tersebut diumumkan oleh Kepala Otoritas Pemilihan, Mohamed Chorfi.
BACA JUGA: Mantan Pejabat Tinggi Aljazair Dijatuhi Hukuman Berat dalam Kasus KorupsiDua puluh tiga kandidat telah melamar ke otoritas pemilu, tetapi sebagian besar gagal memenuhi persyaratan yang mencakup pengumpulan tanda tangan dari 25 dari 48 provinsi negara itu. Mereka yang ditolak akan diizinkan untuk mengajukan banding.
Puluhan ribu pemrotes telah melakukan demonstrasi mingguan untuk menolak pemilihan. Mereka mengatakan hal tersebut tidak akan adil karena beberapa sekutu mantan presiden Abdelaziz Bouteflika masih berkuasa.
Bouteflika mengakhiri kekuasaannya selama 20 tahun pada bulan April setelah protes massal terjadi pada 22 Februari. Para demonstran menuntut pemecatan elit yang berkuasa dan penuntutan terhadap orang-orang yang terlibat dalam korupsi.
BACA JUGA: Protes Pekan ke-10 di Aljazair Kini Menarget Saudara Mantan PresidenTentara telah menjadi pemain utama dalam politik Aljazair, dan kepala stafnya, Letnan Jenderal Ahmed Gaed Salah, telah berjanji untuk transparan dan adil dalam pilpres nanti.
Pihak berwenang juga memenuhi beberapa tuntutan pemrotes dengan menahan beberapa mantan pejabat termasuk dua mantan perdana menteri dan beberapa pengusaha terkemuka atas tuduhan korupsi.
Aljazair telah membatalkan pemilihan presiden yang sebelumnya direncanakan untuk 4 Juli karena kurangnya kandidat. [ah]