Pihak berwenang Sri Lanka telah mengukuhkan bahwa lima orang tewas dan 33 masih hilang akibat tanah longsor pekan lalu di perkebunan teh di bagian tengah negara itu, sementara pihak berwenang terus menyelidiki berapa banyak orang terkubur.
Pusat Pengelolaan Bencana menyatakan dalam laporannya Minggu (2/11) bahwa angka-angka tadi dapat berubah sementara para petugas SAR terus mencari jenazah di perkebunan Koslanda di daerah Badulla, kira-kira 220 kilometer sebelah timur Kolombo.
Segera setelah bencana Rabu itu, pusat pengelolaan bencana mengatakan sedikitnya 250 orang hilang tetapi pusat itu telah dengan lambat-laun mengurangi jumlah tersebut yang didasarkan pada catatan polisi.
Namun, penduduk mengatakan bahwa sebanyak 200 orang mungkin hilang karena daerah bencana itu berpenduduk padat dengan lebih 100 rumah, sebuah kuil Hindu, lapangan bermain anak-anak, toko-toko dan dua pusat pengumpulan susu.
Lembaga itu juga memperluas peringatan lumpur longsor ke daerah-daerah lain sementara negara itu terus dilanda hujan lebat.
Sri Lanka, yang dahulu bernama Ceylon, adalah salah satu produsen teh terkemuka di dunia.