Lima Warga China Diculik dari Operasi Penambangan di Kongo

  • Associated Press

Peta kawasan Kongo.

China menyatakan lima warganya telah diculik dari sebuah operasi penambangan di Kongo Timur.

Kedutaan Besar China di Kinshasa memposting di layanan pesan online WeChat bahwa kelimanya diculik pada Minggu pagi dari lokasi di provinsi Kivu Selatan yang berbatasan dengan Rwanda, Burundi dan Tanzania.

China meminta semua warga negaranya meninggalkan Kivu Selatan dan provinsi-provinsi tetangganya, Kivu Utara dan Ituri, dengan menyatakan bahwa situasi keamanan di daerah itu “sangat kompleks dan suram” dan bahwa kecil kemungkinan untuk memberikan bantuan bila terjadi serangan atau penculikan.

Tidak ada rincian mengenai mereka yang diculik, mereka bekerja untuk siapa atau siapa yang dicurigai menculik mereka.

“Semua warga negara China dan bisnis dengan investasi China di Kongo harus memperhatikan dengan cermat kondisi lokal, meningkatkan kesiagaan akan keselamatan mereka dan kesiapsiagaan darurat mereka, dan menghindari perjalanan keluar yang tidak perlu,” kata kedutaan.

BACA JUGA: Aksi Kekerasan Hambat Akses Misi Kemanusiaan PBB di Kongo

Pada hari Sabtu, seorang penjaga suaka margasatwa di Kongo tewas sewaktu 100 orang lelaki bersenjata berat, yang diduga mantan anggota kelompok pemberontak M23, menyerang sebuah pos patroli di dekat desa Bukima di Kivu Utara. Para petugas lainnya berhasil melarikan diri tanpa cedera.

Beberapa kelompok bersenjata, termasuk Pasukan Demokratik untuk Pembebasan Rwanda (FDLR), Mai-Mai dan M23 secara rutin bersaing merebut kontrol atas sumber daya alam di Kongo Timur.

Terlepas dari ancaman bahaya, pengusaha China telah pindah ke Kongo dan negara-negara lain yang tidak stabil di Afrika untuk mencari mineral langka dan sumber daya alam lainnya. Para pekerja China juga telah menjadi sasaran penculikan dan serangan di Pakistan dan negara-negara lain yang menghadapi pemberontakan. [uh/ab]