Sedikitnya 15 Tewas Akibat Bom Mobil di Pakistan

Warga memeriksa lokasi tempat meledaknya bom dalam serangan di Darra Adam Khel, propinsi Khyber Pakhtunkhwa perbatasan Afghanistan (13/10).

Pejabat kepolisian Pakistan mengatakan sedikitnya 15 tewas dan 30 orang terluka dalam serangan di kota Darra Adam Khel di propinsi Khyber Pakhtunkhwa, Sabtu (12/10).
Para pejabat kepolisian mengatakan ledakan kuat bom mobil diluar kantor para sesepuh suku yang pro-pemerintah di Pakistan Barat Laut, Sabtu, menewaskan sedikitnya 15 orang.

Pejabat kepolisian Naeem Khan mengatakan, sedikitnya 30 orang juga terluka dalam serangan di kota Darra Adam Khel di propinsi Khyber Pakhtunkhwa yang rusuh dan berbatasan dengan Afghanistan.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab, namun militan Taliban Pakistan pernah melakukan serangan-serangan semacam itu di kawasan Darra Adam Khel untuk menghukum para sesepuh suku yang mendukung serangan pasukan keamanan terhadap para militan di kawasan itu.

Darra Adam Khel terkenal sebagai pasar senjata yang menawarkan senjata-senjata rakitan buatan warga setempat di kawasan kesukuan tersebut, dimana pengaruh pemerintah pusat lemah. Para sesepuh di sana telah membentuk komisi-komisi perdamaian untuk mengusir militan, dan juga telah membantu pihak berwenang di masa lalu dalam operasi-operasi memberantas pemberontak.

Tidak jelas ada berapa orang di kantor yang menjadi tempat kerja salah satu komisi perdamaian itu. Khan mengatakan, yang menjadi korban tidak hanya para sesepuh setempat tapi juga warga yang kebetulan berada di lokasi kejadian.

Menteri Informasi Propinsi Mian Iftikhar Hussain mengutuk serangan itu, dan mendesak pemerintah federal untuk mempertimbangkan operasi untuk memberantas para teroris.

Anak-anak sekolah di Peshawar, Pakistan berdoa bersama bagi keselamatan remaja puteri Malala Youafzai (12/10).

Sementara itu, anak-anak di Pakistan dan Afghanistan berdoa untuk kesembuhan seorang gadis Pakistan berusia 14 tahun yang ditembak pada kepala dan leher oleh Taliban.

Malala Yousafzai ditembak hari Selasa ketika pulang sekolah. Ia dikenal secara internasional karena mempromosikan pendidikan bagi anak perempuan dan mendokumentasikan kekejaman Taliban di daerah dekat rumahnya di Lembah Swat, Pakistan baratlaut.

Perdana Menteri Pakistan Raja Pervaiz Ashraf menyebut penembakan itu "kejahatan terhadap kemanusiaan," dan serangan terhadap nilai-nilai inti moral dan sosial Pakistan. Hingga saat ini, Yousafzai belum sadar dan masih bergantung pada alat bantu pernafasan.