Lindungi Pedagang Kecil, Pemerintah Minta Apple, Google Blokir Dua Aplikasi China

Halaman situs web Temu pada 23 Juni 2023 di New York. (Foto: AP)

Model bisnis Temu, yang menghubungkan konsumen secara langsung dengan pabrik-pabrik di China untuk mengurangi harga secara signifikan, merupakan "persaingan yang tidak sehat."

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, Jumat (11/10), meminta Google, dan Apple untuk memblokir aplikasi e-commerce mode cepat asal China, Temu, dari toko aplikasi mereka agar tidak dapat diunduh.

Pemerintah menegaskan bahwa langkah tersebut sebagai upaya antisipasi dalam melindungi usaha kecil dan menengah dari gempuran produk murah yang ditawarkan oleh PDD Holdings, perusahaan pemilik Temu. Hingga kini pemerintah belum menemukan adanya sebuah transaksi apa pun dari platform tersebut.

Pertumbuhan Temu yang cepat telah memicu pengawasan ketat atas model bisnis berbiaya rendahnya dalam mengirim paket ke pelanggan dari China oleh beberapa negara.

BACA JUGA: Gedung Putih Bidik 'Fast Fashion' China

Model bisnis Temu, yang menghubungkan konsumen secara langsung dengan pabrik-pabrik di China untuk mengurangi harga secara signifikan, merupakan "persaingan yang tidak sehat," tegas Budi.

"Kami di sini bukan untuk melindungi e-commerce, tetapi kami melindungi usaha kecil dan menengah. Ada jutaan yang harus kami lindungi," katanya.

Budi menegaskan bahwa pemerintah akan memblokir semua investasi yang dilakukan Temu di e-commerce lokal jika tindakan tersebut dilakukan. Namun, ia belum mendapatkan informasi terkait rencana tersebut.

Budi juga mengatakan pemerintah berencana untuk meminta pemblokiran serupa untuk layanan belanja asal China, Shein.

Temu, Shein, Apple, dan Google tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar. Temu masih dapat diunduh di toko aplikasi di Tanah Air.

BACA JUGA: Tingkatkan Persaingan di Asia Tenggara, YouTube dan Shopee Jalin Kerja Sama

Indonesia memaksa platform media sosial asal China, ByteDance, untuk menutup layanan e-commerce TikTok pada tahun lalu demi melindungi pedagang lokal dan data pengguna.

Beberapa bulan setelahnya, TikTok sepakat mengakusisi saham mayoritas di unit e-commerce milik konglomerat teknologi, GoTo, untuk tetap bersaing di pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara.

E-commerce Bukalapak.com pada Selasa menepis laporan mengenai rencana akuisisi oleh Temu.

Menurut laporan dari Google, investor Singapura Temasek Holdings, dan konsultan Bain & Co., industri e-commerce Indonesia diperkirakan akan tumbuh menjadi sekitar $160 miliar pada 2030, naik dari $62 miliar pada 2023. [ah/ft]