Lindungi Pemain Piala Dunia Perempuan dari Pelecehan, FIFA Gunakan Sosmed

Timnas putri AS merayakan kemenangan usai final piala dunia AS lawan Belanda di Stadion Groupama, Lyon, Prancis - 7 Juli 2019 (foto: dok).

FIFA hari Minggu (18/6) mengatakan akan menawarkan penggunaan paket piranti media sosial yang dirancang untuk melindungi para pemain dari pelecehan di dunia maya kepada seluruh pemain di Piala Dunia Perempuan 2023.

Layanan Perlindungan Media Sosial SMPS, yang dikembangkan oleh FIFA dan serikat pemain FIFPRO, memonitor dan memoderasi ujaran kebencian di media sosial, menyembunyikan konten-konten berbahaya dari para pemain.

Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan “diskriminasi adalah tindakan kriminal. Dengan bantuan piranti ini kami dapat mengidentifikasi para pelaku dan melaporkan mereka ke pihak berwajib agar dihukum atas perbuatannya.”

Sebagian personil tim Piala Dunia Perempuan 2023 telah setuju untuk segera menerapkan elemen layanan moderasi agar secara otomatis membatasi visibilitas penyalahgunaan di dunia maya, tambah pernyataan FIFA.

Piranti ini juga ditawarkan kepada para pemain di Piala Dunia 2022 di Qatar di mana terjadi lonjakan pelecehan terbesar saat perempat final antara tim Inggris melawan Prancis. FIFA mengatakan “ada 38% penyalahgunaan yang dapat diidentifikasi, yang berasal dari akun-akun yang berbasis di Eropa. Sementara 36% lainnya berasal dari Amerika Selatan.”

Selamat turnamen Piala Dunia 2022 di Qatar, SMPS memindai lebih dari 20 juta postingan dan komentar di Facebook, Instagram, TikTok, Twitter dan YouTube.

Berkat kecerdasan buatan, SMPS dapat menandai komentar-komentar kasar; sementara dua lapis analisis manusia memungkinkan memindai – dalam hitungan menit – 20.000 postingan bersifat kasar, diskriminatif atau mengancam.

Piala Dunia Perempuan 2023 akan berlangsung mulai 20 Juli – 20 Agustus dan diselenggarakan bersama oleh Australia dan Selandia Baru. [em/jm]