Instagram mengatakan pihaknya merilis piranti-piranti baru untuk melindungi remaja dan melawan pemerasan seksual – yang disebut sebagai “sextortion” – termasuk fitur yang akan secara otomatis menyamarkan atau mengaburkan konten telanjang dalam pesan-pesan langsung antarpengguna platform itu.
Pemerasan seksual, atau sextortion, adalah tindakan membujuk seseorang untuk mengirimkan foto-foto eksplisit secara online, dan kemudian mengancam akan mempublikasikan gambar-gambar tersebut kecuali korban membayar uang atau melakukan hubungan seksual.
Kasus-kasus terkenal yang terjadi baru-baru ini termasuk dua bersaudara asal Nigeria yang mengaku bersalah karena melakukan pemerasan seksual terhadap remaja laki-laki dan seorang laki-laki muda di Michigan – yang salah seorang di antaranya bunuh diri. Juga kasus seorang deputi sheriff di Virginia yang melakukan pemerasan seksual dan penculikan seorang anak perempuan berusia 15 tahun.
Zuckerberg Minta Maaf kepada Keluarga Korban
Instagram dan perusahaan media sosial lainnya menuai kritik tajam karena tidak melakukan cukup banyak hal untuk melindungi anak muda. CEO Meta Platforms, yang memayungi Instagram, Mark Zuckerberg, minta maaf kepada seluruh orang tua korban pelecehan seksual itu dalam sebuah dengar pendapat di Senat pada 31 Januari lalu.
Meta, yang berbasis di Menlo Park, California, juga memiliki Facebook dan WhatsApp. Namun, fitur pengaburan ketelanjangan tidak akan ditambahkan ke pesan yang dikirim di kedua platform tersebut.
Instagram mengatakan bahwa para penipu sering menggunakan pesan langsung untuk meminta "gambar-gambar intim". Untuk mengatasi hal ini, Instagram akan segera menguji coba fitur perlindungan ketelanjangan untuk pesan langsung yang memburamkan gambar apa pun yang menampilkan ketelanjangan "dan mendorong orang untuk berpikir dua kali sebelum mengirim gambar telanjang."
Bagi Pengguna di Bawah 18 Tahun, Fitur akan Aktif Secara Otomatis
"Fitur ini dirancang tidak hanya untuk melindungi orang dari melihat ketelanjangan yang tidak diinginkan di “direct message” (DM) atau “pesan langsung” mereka, tetapi juga untuk melindungi mereka dari penipu yang mungkin mengirimkan gambar telanjang untuk menipu orang agar mengirimkan gambar mereka sendiri sebagai balasannya," kata Instagram.
BACA JUGA: Meta Digugat atas Tuduhan Mengeksploitasi Anak-anakFitur ini akan diaktifkan secara default (otomatis.red) di seluruh belahan dunia untuk remaja di bawah 18 tahun. Pengguna dewasa akan mendapatkan notifikasi yang mendorong mereka untuk mengaktifkan fitur ini.
Gambar dengan konten telanjang akan diburamkan dengan peringatan, memberikan pengguna opsi untuk melihatnya. Mereka juga akan memiliki opsi untuk memblokir pengirim dan melaporkan obrolan tersebut.
Bagi orang yang mengirim pesan langsung dengan menyertakan gambar telanjang, mereka akan mendapatkan pesan yang mengingatkan mereka untuk berhati-hati saat mengirim "foto sensitif". Mereka juga akan diberitahu bahwa mereka bisa membatalkan pengiriman foto jika berubah pikiran, tetapi ada kemungkinan orang lain sudah melihatnya.
Pengamat Puji Langkah Instagram, “Tetapi Tidak Cukup Kuat”
Seperti halnya dengan banyak piranti dan kebijakan Meta seputar keamanan anak, para kritikus melihat langkah ini sebagai langkah positif, tetapi langkah ini tidak cukup kuat.
Mantan Direktur Urusan Integritas dan Layanan di Facebook, Arturo Béjar, yang dikenal luas karena keahliannya melawan pelecehan di dunia maya, mengatakan “Saya rasa perangkat yang diumumkan itu dapat melindungi pengirim, dan itu disambut baik. Tetapi bagaimana dengan penerima?"
Mengutip penelitian internal yang disusunnya saat berada di Meta, yang sempat dipresentasikannya di depan Kongres pada bulan November lalu, Béjar mengatakan satu dari delapan remaja menerima rayuan yang tidak diinginkan di Instagram setiap tujuh hari. "Alat apa yang mereka punya? Apa yang bisa mereka lakukan jika mendapatkan foto telanjang yang tidak diinginkan?"
Béjar mengatakan "segala sesuatunya tidak akan berubah secara signifikan" sampai ada cara bagi remaja untuk mengatakan bahwa mereka telah menerima permintaan yang tidak diinginkan, dan ada transparansi tentang hal itu.
Instagram mengatakan bahwa mereka sedang mengembangkan teknologi untuk membantu mengidentifikasi akun-akun yang berpotensi terlibat dalam penipuan pemerasan seksual, "berdasarkan berbagai sinyal yang dapat mengindikasikan perilaku sextortion."
BACA JUGA: Staf Senior Facebook Dicecar Parlemen InggrisUntuk menghentikan para penjahat berhubungan dengan anak-anak dan remaja muda, Instagram juga mengambil beberapa langkah lain, termasuk tidak menampilkan tombol "pesan" di profil remaja pada akun-akun yang berpotensi melakukan pemerasan seksual, meskipun mereka sudah saling mengikuti satu sama lain. Instagram juga sedang menguji cara-cara baru untuk menyembunyikan remaja dari akun-akun tersebut.
Biro Penyidik Federal FBI pada bulan Januari lalu memperingatkan adanya "peningkatan besar" dalam kasus-kasus “sextortion” yang menargetkan anak-anak – termasuk “sextortion” finansial – di mana seseorang mengancam untuk merilis gambar-gambar yang tidak senonoh kecuali jika korban membayar.
Korban yang menjadi target terutama adalah anak laki-laki berusia antara 14 hingga 17 tahun. Namun, FBI mengatakan setiap anak dapat menjadi korban.
Dalam periode enam bulan dari Oktober 2022 hingga Maret 2023, FBI melihat peningkatan lebih dari 20% dalam pelaporan kasus pemerasan seksual bermotif keuangan yang melibatkan korban di bawah umur dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. [em/ah]