Lituania, pada Senin (24/7), mendesak Uni Eropa agar menggunakan pelabuhan-pelabuhan Baltik untuk mengekspor gandum Ukraina setelah Rusia menolak memperbarui kesepakatan 2022 tentang perjalanan aman ekspor pangan tersebut melalui Laut Hitam.
Rusia mengatakan siap kembali ke perjanjian itu, yang memungkinkan ekspor hampir 33 juta ton biji-bijian dari pelabuhan Ukraina, jika tuntutannya dipenuhi "secara keseluruhan."
Menurut Rusia, berdasar kesepakatan yang ditengahi PBB dan Turki itu, ekspor produk pertanian dan pupuknya terhambat oleh sanksi-sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat.
Sepucuk surat dari tiga menteri Lituania kepada komisaris Uni Eropa menyebutkan, pelabuhan Baltik dapat "berfungsi sebagai alternatif yang bisa diandalkan untuk transit produk-produk Ukraina, termasuk sereal."
Surat itu, yang dilihat kantor berita AFP, mengatakan bahwa pelabuhan Baltik bisa membantu mengangkut 25 juta ton biji-bijian setiap tahun.
Surat tersebut juga memuat permintaan kepada Uni Eropa untuk memotong birokrasi di perbatasan Ukraina dengan Polandia, yang merupakan anggota blok tersebut.
Pada minggu lalu, sejumlah negara tetangga Ukraina di Eropa mendesak Uni Eropa untuk memperpanjang larangan impor gandum asal Ukraina hingga akhir tahun ini, di tengah kekhawatiran bahwa petani lokal di negara mereka masing-masing akan mengalami kesulitan ketika pasokan pangan asal Ukraina masuk.
Pada bulan Juni lalu, Brussels menyetujui untuk membolehkan Polandia, Bulgaria, Hungaria, Slowakia dan Rumania untuk melarang impor gandum dari Ukraina hingga bulan September.
Ukraina sendiri menuduh Rusia meningkatkan serangan terhadap pelabuhan, pasokan biji-bijian, dan infrastruktur penting untuk ekspor setelah menolak memperbarui perjanjian tersebut. [ka/jm]