Liz Truss Hadapi Tantangan Besar di Dalam Negeri

  • Henry Ridgwell

PM Inggris Liz Truss di kantornya Downing Street di London.

Liz Truss secara resmi menjadi PM baru Inggris hari Selasa (6/9), menggantikan Boris Johnson. Truss dinilai sebagai penganut garis keras dalam kebijakan luar negeri dan telah berjanji akan bersikap tegas terhadap Rusia dan China. Namun, pertama-tama dia menghadapi tantangan besar di dalam negeri.

Hari pergantian pemerintahan di Inggris, negeri yang sarat upacara dan tradisi.

PM Boris Johnson yang mengundurkan diri bertemu Ratu Elizabeth II pada Selasa, memberitahu secara resmi pengunduran dirinya di istana Ratu di Skotlandia. Ratu berusia 96 tahun itu belum bisa melakukan perjalanan ke London karena masalah kesehatan.

Beberapa jam kemudian, Liz Truss melakukan perjalanan yang sama dan diminta oleh Ratu untuk membentuk pemerintahan baru. Truss adalah PM ke-15 yang diangkat oleh Elizabeth. Kemudian Truss terbang ke London dan berpidato di televisi.

“Kita kini menghadapi tantangan global yang kuat akibat perang mengerikan Rusia di Ukraina dan pasca COVID…Bersatu dengan sekutu-sekutu, kita akan membela kebebasan dan demokrasi di seluruh dunia,” ujarnya.

BACA JUGA: Truss Ditetapkan Sebagai PM Baru Inggris

Masa bulan madu politik ini kemungkinan besar tidak akan berlangsung lama.

John Kampfner adalah analis dari lembaga kajian Chatham House. “Sembilan puluh persen dari waktunya harus dimanfaatkan untuk menanggapi agenda domestik, di mana ekonomi berada dalam krisis, pemogokan, krisis layanan kesehatan, biaya energi yang melambung, dan potensi keresahan sosial.”

Meskipun Truss menjanjikan pemotongan pajak, ada laporan yang beredar bahwa dia akan membelanjakan 150 miliar dolar untuk menjaga agar harga BBM tidak naik.

Truss telah berjanji akan menaikkan anggaran pertahanan menjadi 3 persen dari PDB, yang ditaksir akan mencapai 180 miliar dolar. Dia juga berjanji akan terus memberi bantuan militer dan kemanusiaan kepada Ukraina.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan, “Di Ukraina, kami mengenalnya dengan baik. Dia selalu berada di sisi cerah dalam perpolitikan Eropa. Saya yakin kami bersama-sama akan mampu melakukan lebih banyak untuk melindungi negara kami dan memastikan Rusia gagal dalam upayanya untuk menghancurkan.”

Sebagai menteri luar negeri pada masa lalu, Truss juga berhaluan garis keras terhadap China.

Neil Melvin adalah peneliti dari Royal United Services Institute. “Jadi China di bawah kepemimpinannya akan dinilai, dan ini sudah ditunjukkannya, sebagai ancaman terhadap Inggris.”

Truss juga berjanji akan membatalkan bagian dari perjanjian Brexit yang ditandatangani Johnson dengan Uni Eropa terkait dengan Irlandia Utara.

Kembali John Kampfner dari lembaga kajian Chatham House. “Skenario terburuk adalah perang dagang total antara ke-27 negara anggota Uni Eropa dan Inggris. Itu akan merupakan bencana, dan menambah parah ekonomi Inggris yang sudah buruk sekarang.”

Your browser doesn’t support HTML5

Liz Truss Hadapi Tantangan Besar di Dalam Negeri

Presiden AS Joe Biden mengirim ucapan selamat kepada Truss melalui Twitter, dan menyatakan bahwa ia berencana mempererat “hubungan khusus” AS dan Inggris.

Tanggapan John Kampfner, "Tetapi rakyat Amerika, khususnya pemerintahan Biden, sangat galau kalau harus memilih antara Inggris dan Uni Eropa. Mereka menganggap itu sebagai dilema yang semu.”

Analis berpendapat, jarang seorang PM baru dihadapkan pada sedemikian banyak tantangan ketika akan menjabat. [jm/ka]