Lokasi Festival Musik Nova Jadi Tempat Ziarah

Lokasi festival musik NOVA sebagai tempat ziarah. (Ricki Rosen/VOA)

Menjelang peringatan serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang di Gaza, warga Israel menjadikan lokasi festival musik NOVA sebagai tempat ziarah. Di tempat itu, Hamas menewaskan 364 anak muda dan menyandera 44 orang.

Kobi Itach datang ke lokasi festival musik Nova di mana putranya, Liel, dibunuh oleh kelompok bersenjata Hamas pada 7 Oktober lalu. Ia dan keluarganya membangun tugu peringatan untuk Liel di tengah perang yang berkecamuk di Gaza.

Kepada rombongan tentara Israel yang sedang berkunjung ke sana, Itach bercerita tentang putranya dan lebih dari 360 anak muda lainnya yang menjadi korban serangan Hamas.

“Kami merasa seakan-akan tanah ini berbicara kepada kami. Setiap orang Yahudi di dunia, dan bahkan orang-orang non-Yahudi, hendaknya datang ke tempat ini untuk melihat apa yang telah dialami Israel, apa yang telah dialami anak-anak ini. Mereka pergi untuk menari dan tewas di sini. Tempat ini patut menjadi tempat ziarah bagi semua orang,” ujar Kobi Itach.

Kobi Itach. (Ricki Rosen/VOA)

Thomas Serfaty datang ke lokasi festival Nova bersama rombongan dari Prancis.
“Saya ingin melihat dengan mata kepala saya sendiri, sehingga ketika saya kembali ke rumah, saya dapat menceritakannya lebih baik kepada orang lain, karena di Amerika, di Prancis ada beberapa orang yang meragukan apa yang terjadi, kengerian yang terjadi di sini,” jelasnya.

Di antara para pengunjung, terdapat wakil ketua parlemen Israel, Nissim Vaturi, dan delegasi dari partai Likud yang berkuasa. “Kami datang untuk melihat wajah-wajah (mereka) dan mendukung Israel bagian selatan, dan kami melihatnya. Inilah alasannya mengapa kami berperang di Gaza,” ujar Vaturi.

Michael Sabbag tengah menulis Taurat, gulungan kitab yang merupakan bagian dari Perjanjian Lama, untuk mengenang seorang tentara yang tewas di festival Nova. Dia mengundang para pengunjung, baik Yahudi maupun non-Yahudi, untuk diberkati dengan cara memberikan dukungan mereka pada penulisan kitab suci itu.

“Luar biasa. Orang-orang Yahudi dari Prancis, dari Inggris, dari Amerika—dari seluruh dunia—datang ke sini dan mereka menangisi orang-orang yang bahkan tidak mereka kenal. Itulah kehebatan orang-orang Yahudi—bahwa setiap orang merasakan kesedihan satu sama lain,” katanya.

Michael Sabbag tengah menulis Taurat, gulungan kitab yang merupakan bagian dari Perjanjian Lama, untuk mengenang seorang tentara yang tewas di festival Nova. (Ricki Rosen/VOA)

Tzipora Waternov pindah dari Chicago ke Israel sepuluh tahun yang lalu. Dia berkendara lebih dari tiga jam untuk mengunjungi situs Nova. “Mazmur 30, ayat kedua dari belakang berbunyi—‘Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita,” ujar Waternov.

Meski sudah hampir setahun berlalu sejak peristiwa 7 Oktober, bagi sebagian besar warga Israel, lebih banyak duka menyelimuti, daripada sukacita. [br/lt]