Lebih dari 300an anak mengikuti kegiatan "Fun Game dan Lomba Fashion" baju adat daerah di SDK St. Aloysius Surabaya. Menurut ketua panitia yang sekaligus guru di SDK St. Aloysius Surabaya, Anang Waluyo, berbagai perlombaan dan fashion baju adat daerah yang mengangkat tema ‘Aku Anak Indonesia yang Kreatif dan Berbudaya’, mengajak anak untuk mencintai budaya bangsa Indonesia, untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan antar anak bangsa.
Anang mengatakan, "Temanya yang untuk tahun ini, itu adalah ‘Aku Anak Indonesia yang Kreatif dan Berbudaya’, lombanya sendiri itu, tahun ini sebetulnya sama dengan tahun kemarin, jadi yang sama itu adalah lomba mewarnai, kemudian asah angka dan kata, kemudian kalau yang tahun ini untuk lomba fashionnya, tahun kemarin kita mengambil tema fashion batik, untuk yang tahun ini kita mengambil tema fashion baju adat nasional, karena kita sekarang kan lagi menggembar-gemborkan lagi untuk NKRI, NKRI, mencintai budaya Indonesia."
Ratusan anak dari berbagai taman kanak-kanak di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik ini memperagakan baju adat daerah dari berbagai provinsi di Indonesia, diiringi lagu daerah masing-masing. Menurut Kepala SDK St. Aloysius Surabaya, Emerentiana Sugiarti, lomba fashion baju adat daerah ini ingin menyampaikan pesan indahnya keberagaman dan perbedaan di Indonesia. Melalui pengenalan baju adat daerah, anak-anak sejak usia dini diajak untuk mengenal dan mencintai kekayaan budaya yang ada di Indonesia.
"Pesan kami yang kali ini memang agak berbeda, karena kami membaca dari berbagai macam kejadian belakangan ini kan tentang negara NKRI, kemudian kesatuan, nah itu kami juga ingin berbagi dengan anak-anak bagaimana menanamkan rasa cinta terhadap Indonesia. Diantaranya, salah satunya ya mengenalkan pakaian adatnya terlebih dahulu, kemudian dengan pakaian adat mereka akan cari tahu, oh ini dari mana, suku mana, kemudian mengapa pakaiannya seperti ini dan sebagainya," papar Emerentiana.
Your browser doesn’t support HTML5
Maraknya ujaran kebencian yang memicu aksi intoleransi dan radikalisme juga menjadi kewaspadaan para guru di Surabaya, karena ajakan untuk membenci teman karena perbedaan suku dan agama telah masuk pada usia anak sekolah dasar. Emerentiana Sugiarti mengajak anak muda masa kini untuk bersatu membangun bangsa Indonesia, dengan tidak lagi memandang perbedaan sebagai penghalang untuk bersatu.
"Anak-anak muda mungkin bisa kembali kepada identitas kita sebagai negara Indonesia, negara yang dimana dulunya itu kita berbagai macam suku ada di sini, berbagai macam agama ada di sini, dan banyak mungkin pendatang-pendatang yang juga menetap di Indonesia. Jadi kita jangan lagi melihat dari mana asal kita, tapi mari kita melihat bahwa kita hidup di Indonesia dan inilah negara kita. Jadi mari kita bersatu untuk membuat negara ini menjadi lebih indah," tambahnya. [pr/em]