Longsor Timpa Anak-anak yang Sedang Bermain, 1 Meninggal, 3 Luka Serius

Situasi penyelamatan dan evakuasi empat anak-anak yang tertimpa tanah longsor ketika sedang bermain di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis sore (10/1). (Foto courtesy : Pusdalops BPBD Sukabumi)

Sedikitnya satu anak yang sedang bermain-main bersama teman-temannya di lokasi pembangunan kereta api di Sukabumi, Jawa Barat, meninggal tertimpa tanah longsor, Kamis sore (10/1). Tiga lainnya berada dalam kondisi memprihatinkan dan hingga laporan ini disampaikan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Petugas Pusdalops BPBD Sukabumi, Rahmawan kepada VOA mengatakan musibah yang menelan korban jiwa itu terjadi di lokasi pembangunan jalur kereta api dua jalur jurusan Sukabumi-Bogor di Astana Gunung, Cicurug, Sukabumi, sekitar jam empat sore, ketika sudah tidak lagi berlangsung proyek konstruksi.

Tidak ada tanda larangan memasuki kawasan itu, tetapi menurutnya “pimpinan proyek sudah berulangkali mengingatkan sebelum kejadian... sampai empat kali diperingatkan tapi tidak diindahkan,” ujarnya. Ditambahkannya, di lokasi terdapat dinding teras dengan kemiringan tegak lurus yang menahan gundukan tanah. Dinding ini ambruk dan tanah longsor pun tak terhindarkan, menimpa enam anak yang sedang bermain.

Situasi penyelamatan dan evakuasi empat anak-anak yang tertimpa tanah longsor kompilasi sedang bermain di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis sore (10/1). (Foto courtesy: Pusdalops BPBD Sukabumi)

“Empat anak tertimbun, dua berhasil lari menyelamatkan diri. Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun tertimbun paling bawah, tiga lainnya di bagian atas dapat cepat diselamatkan warga dan dilarikan ke rumah sakit Medicare Cicurug. Tapi anak laki-laki itu tidak dapat diselamatkan. Ia dievakuasi 30 menit setelah kejadian dalam kondisi meninggal,” tambah Rahmawan.

Lahan Bermain Kurang, Anak Tak Sadari Main Tempat Berbahaya

Kurangnya lahan bermain anak ditengarai mendorong anak-anak bermain di lokasi yang tanpa disadari, berbahaya bagi mereka. Sejumlah aktivis pendidikan berulangkali menyerukan didirikannya Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), yang tidak saja menyediakan lahan khusus untuk anak-anak bermain di luar rumah – misalnya dengan lapangan sepak bola, bermain sepeda atau fasilitas bermain lain – tetapi juga tempat bermain di dalam ruangan yang bisa diperkaya dengan keberadaan perpustakaan.

Aktivis pendidikan Henny Soepolo (foto: courtesy).

Aktivis pendidikan Henny Soepolo kepada VOA mengatakan “tanpa kasus seperti ini pun taman bermain sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Taman bermain merupakan 'ruang perjumpaan' dan kesempatan melatih anak berinteraksi dengan teman sebaya dari berbagai latar berbeda.” Ia menyerukan setiap kepala daerah untuk memasukkan taman bermain sebagai “kebutuhan jika memang bersungguh-sungguh ingin menyiapkan masa depan lebih baik.”

Menurut Henny, hal ini penting karena “kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama sangat berkaitan dengan kesuksesan anak di masa depan. Karenanya RPTRA merupaakn wadah yang dibutuhkan.” [em]