Hutan Atlantik di negara bagian Rio, sebelumnya merupakan salah satu hutan hujan terlebat di Brazil. Namun kini yang tertinggal adalah bayangannya sendiri.
Namun, di lereng bukit di atas kota Japuri yang terletak sekitar 54 km di sebelah utara kota Rio de Janeiro, sejumlah aktivis telah mengubah lereng bukit yang tandus menjadi cagar alam dengan pepohonan yang lebat.
Para sukarelawan menanam lebih dari 40 jenis pohon lokal yang berbeda, yang mereka katakan merupakan bagian dari proyek yang lebih besar untuk mengembalikan sebagian lahan yang tandus ke keadaan semula.
Mariana Duarte, seorang aktivis lingkungan yang sedang menanam pohon mengatakan, "Kami mengolah lahan tanah yang kecil, namun kami berupaya untuk mengubah lahan-lahan kecil yang tandus itu menjadi lahan yang produktif."
Upaya jangka panjang, yang didanai oleh pemerintah setempat dan yayasan internasional ditujukan untuk menutupi lahan yang gundul dengan hutan, yang nantinya akan menghubungkan hutan baru itu dengan hutan cagar alam di negara itu.
Harapannya adalah, upaya itu akan merevitalisasi salah satu sumber daya yang paling berharga di kawasan itu, yaitu pepohonan.
Helois Venderlei, manajer proyek bernama Onda Verde itu mengatakan, penanaman pohon itu dilakukan sepanjang empat kilometer di kedua sisi bantaran sungai. "Kami menanam 200 ribu pohon.Tidak peduli berapa tahun yang dibutuhkan untuk memulihkannya. Umur hidup kita sangat pendek, kita hanya hidup selama 70 tahun atau 80 tahun, namun hutan dapat bertahan hingga ribuan tahun. Jadi saya benar-benar melihat ada harapan," jelasnya.
Ia juga mencatat bahwa peringatan Hari Bumi dan pembicaraan yang dilakukan dunia internasional tentang perubahan iklim dan penggundulan hutan Amazon, dapat menyoroti upaya yang dilakukan aktivis lokal untuk meningkatkan kesadaran itu.
Program Onda Verde telah menanam pohon-pohon di negara bagian itu selama 20 tahun. Helois mengatakan, telah ada kemajuan nyata, walau masih banyak yang harus dilakukan untuk memulihkan lingkungan.
Para aktivis berharap, pembicaraan antara Presiden Brazil Jair Bolsonaro dan Presiden AS Joe Biden, bersama para pemimpin Eropa lainnya, dapat membuahkan hasil nyata berupa memperlambat, kalau tidak menghentikan, penggundulan hutan yang meluas di Amazon dan di seluruh Brazil.
Tahun lalu tercatat sebagai salah satu tahun dengan kebakaran hutan terburuk. Jutaan hektar lahan hutan terbakar habis, yang sebagian besar disebabkan oleh para peternak, penggali tambang dan pendatang.
Bolsonaro telah dikritik tajam oleh para aktivis lingkungan karena tidak berbuat banyak untuk menghentikan kehancuran hutan.
Peringatan Hari Bumi dan pembicaraan iklim yang dimulai Kamis (22/4) di seluruh dunia, banyak terfokus pada penyusutan hutan hujan global akibat eksploitasi oleh manusia, terutama di Amazon. [lj/uh]