Luncurkan Iklan, Kampanye Biden Kecam Kebijakan Imigrasi Trump

Anak-anak antre untuk memasuki tenda di tempat penampungan khusus anak-anak migran di Homestead, Florida, 19 Februari 2019. Kebijakan Trump memisahkan anak-anak migran dari orangtua mereka mendapat kecaman luas.

Tim kampanye Presiden Joe Biden baru saja meluncurkan iklan digital yang ditujukan kepada para pemilih keturunan Amerika Latin. Iklan itu bertujuan mengingatkan mereka akan kebijakan pemisahan keluarga “tanpa toleransi” yang kontroversial di perbatasan AS-Meksiko, oleh mantan Presiden Donald Trump.

Dengan adanya isu imigrasi di benak para pemilih pada musim pemilihan presiden kali ini, tim kampanye Biden meningkatkan upaya untuk mengingatkan mereka akan kebijakan pemerintahan Trump mengenai masalah ini.

Iklan sepanjang 50 detik berjudul “Ripped Apart” menunjukkan anak-anak menangis dan dibumbui beberapa komentar anti-imigran dari mantan Presiden Donald Trump.

Pada acara di Gedung Putih, Biden mengatakan, “Ia (Trump) ingin menerapkan kembali kebijakan pemisahan keluarga yang kejam dan tidak manusiawi, merenggut anak-anak dari orang tua mereka di perbatasan. Kita bukan seperti itu."

Kebijakan pemisahan keluarga yang diumumkan enam tahun lalu, menyebabkan lebih dari 5.000 anak terpisah dari orang tua dan kerabat dewasa lainnya. Beberapa masih bayi. Kelompok hak imigrasi menggugat pemerintahan Trump.

Lee Gelernt, wakil direktur Proyek Hak Imigran ACLU (American Civil Liberties Union) , dan pengacara terkemuka dalam kasus pemisahan keluarga mengatakan, “ACLU mengajukan gugatan pemisahan keluarga pada awal tahun 2018, ketika kami mengetahui bahwa pemerintahan Trump terlibat dalam praktik memisahkan anak-anak dari orang tua mereka.”

Berdasarkan kebijakan itu, keluarga dipisahkan dan orang tua dituntut secara pidana karena melintasi perbatasan secara ilegal.

BACA JUGA: Biden dan Presiden Meksiko Bahas Penanganan Migrasi Ilegal

Kembali Gelernt mengatakan, “Kami mengajukan gugatan yang disebut Miss L v ICE, ke pengadilan federal di San Diego, sebuah langkah nasional, dan pada akhirnya mendapat perintah dari pengadilan yang mengatakan bahwa kebijakan itu kemungkinan besar tidak konstitusional dan tidak masuk akal. Pemerintahan Trump perlu segera mengakhiri praktik ini dan menyatukan kembali semua anak yang diambil dan harus membantu kami mencari semua keluarga itu.”

Gugatan itu diselesaikan tahun lalu. Anak dan kerabat yang dipisahkan akan memperoleh bantuan layanan kesehatan, perumahan, dan kebutuhan hukum. Mereka juga akan memiliki akses pada proses suaka yang cepat dan menerima pembebasan bersyarat kemanusiaan selama tiga tahun. Keputusan itu memungkinkan mereka tinggal di AS secara legal. Namun, hampir 1.000 anak belum bisa bertemu kembali dengan orang tua dan kerabat mereka.

Pada tahun 2018 Donald Trump menandatangani perintah eksekutif lain yang membatalkan kebijakan pemisahan keluarga di pemerintahannya, setelah mendapat protes nasional dan internasional. Trump terus berbicara keras mengenai keamanan perbatasan.

“Karena kami ingin orang-orang masuk ke AS, tetapi harus secara legal,” tandas Trump.

Your browser doesn’t support HTML5

Tim Kampanye Biden Mulai Luncurkan Iklan, Kecam Kebijakan Imigrasi Trump

Pemerintahan Biden membatalkan kebijakan imigrasi Trump, sehingga memicu kritik dari anggota parlemen Partai Republik.

Namun Gelernt mencatat, pada Desember, “Selama delapan tahun, tidak ada pemerintahan yang boleh melakukan praktik pemisahan keluarga. Kami ingin hal ini tidak terjadi (lagi) tanpa batas waktu.”

Pejabat perbatasan AS masih dapat memisahkan seorang anak dari orang tuanya, jika terbukti anak itu dalam bahaya. Pemisahan harus didokumentasikan. Pengacara imigrasi harus diberitahu. Namun jika pemerintahan mendatang berusaha lebih sering dan rutin memisahkan keluarga, pengacara imigrasi siap untuk kembali ke pengadilan. [ps/lt]