Politik memang tidak mengenal kawan atau lawan. Adagium yang berlaku dalam politik adalah tidak ada kawan atau lawan abadi, yang ada hanya kepentingan.
Dua tahun lalu, Ma'ruf Amin, calon wakil presiden pendamping calon presiden petahana Joko Widodo, menjabat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dialah yang menandatangani fatwa yang menyatakan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah menodai agama Islam terkait pidatonya di Kepulauan Seribu pada September 2016.
Setahun kemudian, Ma'ruf menjadi saksi dalam sidang kasus penistaan agama dengan terdakwa Ahok yang akhirnya divonis dua tahun penjara. Tapi tahun ini, ketika Ma'ruf berduet dengan Joko Widodo maju dalam pemilihan presiden, Ahok yang tadinya lawan sekarang seolah menjelma menjadi kawan.
Relawan pendukung Ahok yang tadinya bernama Teman Ahok - kini berubah menjadi Sejuta Teman.
BACA JUGA: Dapat Nomor Urut, Jokowi-Prabowo Serukan PersatuanKoordinator Sejuta Teman Muhammad Fathoni mengakui sebagian pendukung Ahok memang kecewa karena Joko Widodo memilih Ma'ruf bukan Mahfud MD sebagai calon pendampingnya untuk pemilihan presiden tahun depan. Namun demikian, ditegaskannya bahwa para pendukung Ahok siap mendukung Presiden Joko Widodo untuk terpilih lagi. Untuk itu mereka siap menyatu padukan langkah bagi kemenangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Ma'ruf mengaku tidak menyimpan persoalan dengan pihak manapun, termasuk para pendukung Ahok. Dia menegaskan dirinya mesti bergaul dengan semua pihak untuk keutuhan bangsa dan negara. Karena itu, Ma'ruf pun menyatakan siap bertemu dengan para relawan Ahok.
"Saya kira bertemu silaturahim dengan siapa saja nggak masalah. Nggak ada masalah silaturahim. Paling kalau ketemu ya...ngomong menyatukan bangsa supaya bangsa ini tidak terpecah-pecah, menjadi utuh dari kelompok manpun. Dan itu saya kira syarat mutlak kalau kita akan membangun bangsa ini harus utuh," ujar Ma’ruf.
Your browser doesn’t support HTML5
Nusron Wahid, inisiator Relawan Nusantara- organisasi lain yang juga berisi para pendukung Ahok- Nusron Wahid mengatakan juga akan mempertemukan Ma’ruf Amin dengan para pendukung Ahok. Ia mengakui bahwa sejumlah relawan Ahok sempat terkejut ketika Joko Widodo akhirnya menggandeng Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presidennnya. Sebab, lanjut Nusron, Ma'ruf dulunya Ketua Umum MUI yang memberi fatwa bahwa Ahok adalah penista agama Islam.
"Tapi setelah kita yakinkan tentang posisi Pak Kiai Ma'ruf Amin, alhamdulillah teman-teman Relawan Nusantara atau Relanu menerima dan mau melakukan dukungan kepada Pak Kiai Ma'ruf Amin," kata Nusron.
Komisi Pemilihan Umum pada 21 September lalu sudah menetapkan dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung dalam pemilihan umum tahun depan. Kedua pasangan itu adalah Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Kedua pasangan itu sejak 23 September lalu sudah mulai berkampanye. [fw/em]