Mabes Polri Selidiki Video Buron Teroris Santoso

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Ronnie F Sompie (Foto: dok).

Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia akan menelusuri tayangan video seruan serangan jihad kepada Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri, dari buron teroris Indonesia Santoso.
Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia akan menelusuri tayangan video seruan serangan jihad kepada Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri, dari buron teroris Indonesia Santoso.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jendral Polisi Ronnie F Sompie kepada VOA, Rabu (23/4), mengaku belum mengetahui adanya informasi seputar hal itu, namun ia memastikan Mabes Polri akan menelusuri keberadaan video itu.

"Saya baru dapat informasi ini. Tentu kita akan cek. Pengejaran masih berlanjut. Tapi Densus 88 tidak akan terbuka apa kesulitan dalam memburu Santoso, karena tentunya kan mereka (Santoso dan kawan-kawan) memantau juga aktifitas dari densus. Intinya upaya mencari buronan Santoso tetap kita lakukan," kata Ronnie F Sompie.

Pengejaran terhadap Santoso dan pengikutnya menurut Ronnie, dilakukan tidak hanya oleh Densus 88 tetapi juga oleh direktorat penindakan Badan NAsional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang didalamnya juga ada unsur TNI.

Terkait ancaman yang dikeluarkan Santoso kepada anggota Densus 88, Ronnie memastikan setiap anggota Densus 88 sudah mempunyai prosedur pengamanan sendiri saat mereka bertugas, termasuk saat mereka tidak sedang tugas khususnya berada di tengah keluarga mereka.

"Anggota Densus 88 ketika melakukan penyergapan, penindakan, penangkapan, terhadap pelaku-pelaku terorisme. Jadi bagaimana mereka saling menjaga satu sama lain agar mereka aman dari serangan. Bagaimana mereka mengamankan dirinya saat mereka sedang atau tidak bertugas itu juga sudah ada standar operasional prosedur yang disepakati bersama. Tapi ya bagaimana mekanisme itu tentunya tidak akan diungkap kepada publik," jelas Ronnie.

Pengamat teroris dari Universitas Indonesia, Al Chaidar, kepada VOA berharap kepolisian Indonesia tidak menganggap enteng berbagai ancaman teror yang muncul dari pihak manapun. Menurutnya dari informasi terakhir yang ia dapatkan, organisasi teroris dunia Al Qaida menaruh perhatian kepada kelompok teror di Indonesia.

"Kelompok ini sekarang, terutama kelompok Mujahidin Indonesia Barat (MIB) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu akan terus menerus melakukan gangguan keamanan. Info terakhir menyebutkan adanya dukungan baru Al Qaeda terhadap perjuangan yang ada di Indonesia sebagai front kedua," kata Al-Chaidar.

Santoso, buronan teroris Indonesia yang saat ini tengah diburu tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri muncul dalam sebuah video berdurasi 20 menit yang diunggah di situs https://news.siteintelgroup.com/. Dalam video itu, Santoso pemimpin Mujahidin Indonesia Timur, tampil dengan mengenakan penutup kepala hitam diapit oleh dua orang bersenjata api. Ia menyerukan agar pengikutnya tidak memberi ampun kepada tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.

"Racuni mereka, jika tidak dapat dibunuh dengan pedang. Jika ada senjata, bunuh mereka," ujar Santoso, seperti dikutip di situs SITE Intelligence Group, sebuah lembaga penelitian kajian dan pemerhati masalah teroris yang berbasis di Amerika Serikat.

Densus 88 merupakan pasukan anti teror kepolisian Indonesia yang dibentuk setelah peristiwa Bom Bali 2002 yang menewaskan 202 orang.