Macron dan Le Pen Bicara tentang Sanksi dan Kekejaman Rusia

  • Associated Press

Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang mencalonkan diri kembali untuk periode kedua dalam pemilu presiden Prancis 2022, berkampanye di Paris La Defense Arena di Nanterre, Prancis, pada 2 April 2022. (Foto: Reuters/Sarah Meyssonier)

Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada Rabu (6/4), dengan keras menolak kritik dari Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki yang ditujukan kepadanya karena tetap membuka dialog dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Morawiecki menggambarkan Rusia di bawah Putin sebagai “negara fasis totaliter.” Ia menyerukan tindakan keras “yang pada akhirnya akan menghancurkan mesin perang Putin.” "Apakah dia mau berunding dengan Hitler, dengan Stalin, dengan Pol Pot?" tanya Morawiecki tentang Macron.

Kandidat presiden Prancis dari kubu sayap kanan Marine Le Pen (kiri) tampak memegang seekor ayam ketika berada di pekan agrikultur di Poussay, Prancis, pada 23 Oktober 2021. (Foto: AFP/Jean-Christophe Verhaegen)

Macron mengatakan pernyataan Perdana Menteri Polandia itu "tidak berdasar dan memalukan". “Saya tetap bertahan untuk terus dan atas nama Prancis, berbicara dengan presiden Rusia guna menghindari perang dan membangun arsitektur perdamaian baru di Eropa”, kata Macron kepada TV Prancis TF1.

Sementara itu, kandidat presiden Prancis dari kubu sayap kanan Marine Le Pen juga berbicara dengan TF1. Ia berharap Rusia akan "merapatkan diri kembali" ke Eropa, "karena saya takut Eropa pasti akhirnya akan jatuh ke tangan China", tambahnya.

Macron sedang mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua dan telah berada di garis depan pembicaraan internasional untuk mendukung Ukraina dan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. [ka/lt]