Macron Kutip Retorika 'Sayap Kanan' dalam Konferensi Pers

Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara pada konferensi pers untuk mempresentasikan arah pemerintahan baru Prancis, di Istana Elysee di Paris hari Selasa, 16 Januari 2024.

Presiden Prancis Emmanuel Macron meminjam kalimat dari kelompok sayap kanan dalam konferensi pers pekan ini, yang dirancang untuk meluncurkan kembali kampanye masa jabatan kedua.

Berbicara kepada para jurnalis pada Selasa (16/1) di Istana Elysee setelah bertahun-tahun, Macron mengatakan tegasnya adalah bahwa "Prancis harus tetap menjadi Prancis".

“Prancis harus tetap menjadi negara yang berakal sehat, penuh perlawanan dan pencerahan,” tambahnya.

Ini adalah penekanan dan peralihan terbaru dari seorang presiden yang berjuang di masa akhir jabatanny, untuk memastikan kebijakan sentrisnya tidak dilupakan, sementara kelompok ekstrim kanan semakin menonjol dalam politik di Prancis.

Kalimat Marcon bahwa Prancis harus tetap menjadi Prancis, terpampang di poster-poster politisi ekstrim kanan Eric Zemmour, selama pemilihan presiden terakhir pada 2022. Zemmour adalah pendukung teori konspirasi tentang replacement atau penggantian peran kulit putih, terkait migrasi orang kulit berwarna ke Eropa.

Ketika slogan itu kemudian diadopsi oleh seorang kandidat untuk kepemimpinan Partai Republikan yang konservatif pada 2018, menteri di kabinet Macron, Aurore Berge mengecamnya, dan mengatakan “kenapa Anda tidak tambahkan logo Front Nasional saja di sana.”

Ini adalah logo partai sayap kanan anti imigran dan anti Islam pimpinan Marine Le Pen, yang kemudian berganti nama menjadi National Rally.

BACA JUGA: Presiden Prancis Macron akan Beberkan Upaya Revitalisasi Kepresidenannya

Macron juga memakai tema yang akrab bagi kelompok sayap kanan dalam proposal kebijakan terinci pada Selasa, termasuk ujicoba untuk pemakaian seragam sekolah dan kemungkinan perpanjangan program layanan nasional untuk semua siswa.

Presiden juga menawarkan proposal lebih jauh untuk menangani angka kelahiran yang anjlok, sebuah isu yang disukai kelompok ekstrim kanan Prancis.

Anggota DPR dari partai Sosialis, Arthur Delaporte menuduh Macron berubah menjadi seorang yang reaksioner.

“Macron jelas berada dalam pertikaian politik dengan RN,” kata pakar konstitusi Benjamin Morel.

“Oposisi resmi Anda adalah sekutu terbaik Anda, karena sebenarnya Anda tidak memiliki pemilih yang tumpah tindih dengan mereka, dan dengan menerapkan semacam duopoli, Anda menempatkan konsentrasi pemilih di sekitar Anda sendiri,” tambah dia.

Partai RN, yang dipimpin Le Pen, yang dikalahkan Macron pada 2017 dan 2022, bersama tokoh mudanya, Jordan Bardella, tampaknya akan naik ke jenjang teratas dalam jajak pendapat dalam pemilihan parlemen Eropa bulan Juni.

Macron menyebut partai RN sebagai partai kebohongan dan pemiskinan kolektif pada Selasa. [ns/jm]