Maersk Perpanjang Pengalihan Pelayaran dari Laut Merah

Berbagai kontainer yang dimiliki oleh perusahaan raksasa pelayaran, Maersk, tampak di pelabuhan Kopenhagen, Denmark (foto: dok).

Perusahaan raksasa pelayaran, Maersk, mengatakan pada Selasa (2/1) bahwa pihaknya tidak akan melanjutkan perjalanan melalui Laut Merah “sampai pemberitahuan lebih lanjut,” setelah pemberontak Yaman menyerang salah satu kapal dagangnya.

“Kami telah memutuskan untuk menghentikan sementara semua transit melalui Laut Merah atau Teluk Aden, hingga pemberitahuan lebih lanjut,” kata Maersk dalam sebuah pernyataan.

“Dalam kasus-kasus yang paling masuk akal bagi pelanggan kami, kapal akan dialihkan rutenya dan melanjutkan perjalanan mengitari Tanjung Harapan,” tambah perusahaan itu.

Pada Minggu, Maersk Hangzhou, kapal kontainer berbendera Singapura yang dimiliki dan dioperasikan oleh Denmark dalam perjalanan dari Singapura ke Pelabuhan Suez di Mesir, dilaporkan terkena rudal saat transit di Selat Bab al-Mandab.

Kapal tersebut kemudian diserang oleh empat kapal yang dioperasikan oleh pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran, yang “meluncurkan tembakan sebagai bagian upaya yang diperkirakan untuk menaiki kapal itu”, kata perusahaan pelayaran Denmark tersebut.

BACA JUGA: Maersk Persiapkan Kembalinya Pelayaran di Laut Merah Pasca Serangan Houthi

Militer AS mengatakan helikopter angkatan laut menenggelamkan tiga kapal sementara kapal keempat melarikan diri. Menyusul insiden pada Minggu, Maersk mengumumkan akan segera menghentikan penggunaan rute tersebut hingga 2 Januari.

Dengan 12 persen perdagangan dunia melewatinya, menurut Dewan Pelayaran Internasional (ICS), Laut Merah adalah “jalur pelayaran penting” yang menghubungkan Mediterania ke Samudera Hindia, dan juga Eropa ke Asia.

Sekitar 20 ribu kapal melewati Terusan Suez setiap tahun, pintu gerbang kapal masuk dan keluar zona tersebut. Ini merupakan kedua kalinya Maersk menghentikan pelayaran melalui selat tersebut.

Pada pertengahan Desember, seperti raksasa pelayaran global lainnya, perusahaan Denmark itu menghentikan perjalanan kapalnya melalui rute tersebut, menyusul serangan yang dilakukan oleh pemberontak Houthi di Yaman. Mereka mengumumkan akan melanjutkan pelayaran pada 24 Desember, namun kemudian menghentikan pelayaran lagi pada 31 Desember, satu minggu kemudian.

Kelompok Houthi telah berulang kali menarget kapal-kapal di jalur pelayaran penting Laut Merah. Mereka mengatakan serangan tersebut merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza yang dilanda perang, yang telah dibombardir Israel tanpa henti selama tiga bulan, dalam apa yang disebutnya sebagai kampanye untuk menghancurkan kelompok militan Hamas. [ns/lt]